Bisnis.com, JAKARTA — Penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi daging merah dan olahan dapat berkontribusi terhadap risiko kanker kolorektal pada usia muda.
Sebuah studi dari Cleveland Clinic mengidentifikasi bahwa metabolit, yaitu molekul hasil pencernaan makanan, terutama yang berkaitan dengan konsumsi daging merah dan olahan, menjadi faktor utama dalam peningkatan risiko kanker kolorektal usia muda (di bawah 60 tahun).
Kanker kolorektal merupakan kanker yang tumbuh di usus besar (kolon) atau di bagian paling bawah usus besar yang terhubung ke anus (rektum). Kanker kolorektal merupakan jenis kanker yang cukup sering terjadi. Kanker ini biasanya menyerang orang lanjut usia. Namun, akhir-akhir ini terjadi peningkatan kejadian kanker kolorektal pada orang yang masih muda.
Dr. Suneel Kamath, ahli onkologi gastrointestinal sekaligus peneliti utama menjelaskan pola makan memiliki pengaruh lebih besar daripada mikrobioma, kumpulan mikroorganisme seperti virus dan bakteri, dalam menentukan risiko kanker pada pasien usia muda. Berdasarkan hasil ini, pendekatan baru disarankan, yakni konsultasi pola makan dengan dokter sebagai langkah awal pencegahan kanker.
“Kita bisa menyaring risiko dengan tes sederhana berdasarkan biomarker,” ujar Dr. Suneel Kamath.
Lebih lanjut, peneliti Dr. Thejus Jayakrishnan dan Dr. Naseer Sangwan memvalidasi temuan tersebut dengan ditemukan bahwa pola makan adalah pendorong utama perbedaan risiko kanker antara pasien muda dan tua.
“Mikrobioma memang penting, tapi data kami menunjukkan bahwa diet adalah pendorong utamanya,” tegas Dr. Sangwan.
Studi ini juga menunjukkan bahwa pasien muda dengan kanker kolorektal memiliki kadar metabolit arginin dan siklus urea yang lebih tinggi, kemungkinan besar akibat konsumsi jangka panjang daging merah dan olahan. Temuan ini sedang diuji menggunakan data nasional untuk melihat apakah pola serupa terjadi di populasi lebih luas.
Di Indonesia, menurut Yayasan Kanker Indonesia pada tahun 2022, kanker kolorektal menduduki posisi ke-4 sebagai kasus kanker terbanyak di Indonesia di bawah kanker payudara, kanker serviks dan kanker payudara. Dan peringkat ke-5 penyebab kematian akibat kanker di Indonesia.
Dilansir situs Kemenkes, Rabu, (09/07/2025), hingga saat ini belum ada cara pasti untuk mencegah kanker kolorektal. Namun, risiko terkena penyakit ini dapat dikurangi dengan menerapkan gaya hidup sehat dan kebiasaan berikut:
- Konsumsi makanan tinggi serat setiap hari, seperti sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian.
- Batasi makanan berlemak, daging merah, dan makanan cepat saji.
- Lakukan aktivitas fisik secara rutin.
- Hindari kebiasaan merokok dan minum alkohol.
- Jaga berat badan tetap ideal, atau turunkan berat badan jika mengalami obesitas.
- Kendalikan kadar gula darah dengan baik, terutama bagi penderita diabetes.
Dengan menjaga pola makan, berolahraga, dan menghindari faktor risiko, Anda turut menurunkan kemungkinan terkena kanker kolorektal di masa depan. (Muhamad Ichsan Febrian)