Bisnis.com, JAKARTA - Virus sinsitial pernapasan (Respiratory syncytial virus/RSV) menjadi salah satu penyebab penyakit sejenis flu sampai infeksi paru-paru dan saluran pernapasan di dunia, termasuk di Indonesia.
Virus ini sangat umum sehingga sering diabaikan. Padahal, pada kelompok rentan seperti anak-anak di bawah 2 tahun dan lanjut usia dapat menyebabkan risiko dirawat di rumah sakit, bahkan sampai meninggal dunia.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Sally Aman Nasution, menjelaskan bahwa pada orang yang sehat dengan sistem imun tubuh yang kuat, gejala RSV ringan dan biasanya menyerupai flu biasa. Tindakan perawatan diri biasanya sudah cukup untuk meredakan ketidaknyamanan.
Baca Juga Tips Merawat Orang Tua Lansia di Rumah |
---|
Namun, pada kelompok rentan termasuk lansia, RSV dapat menyebabkan infeksi parah, terlebih bagi orang dengan penyakit jantung dan paru-paru, atau siapa pun dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
"Lansia dengan komplikasi jantung memiliki risiko 5,5 kali lebih tinggi untuk dirawat di rumah sakit karena RSV, dan pasien gagal jantung memiliki risiko rawat inap 7 kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak memiliki gangguan jantung," jelas Sall dalam konferensi pers, Rabu (9/7/2025).
Penularan RSV
Seperti virus penyebab flu pada umumnya, RSV masuk ke dalam tubuh melalui mata, hidung, atau mulut. Virus ini mudah menyebar melalui udara melalui droplet pernapasan yang terinfeksi.
"Di dalam rumah, RSV bisa menular dari kontak dekat dengan anak yang terinfeksi RSV atau dari caregiver yang merawat lansia di rumah. Mereka bisa saja tidak menunjukkan gejala, bahkan 84,6% tidak menunjukkan gejala, tapi bisa berbahaya untuk lansia," ujar Dr. Sally.
Virus ini dapat hidup berjam-jam di benda keras seperti meja dapur, gagang pintu, pagar dan lainnya. Menyentuh mulut, hidung, atau mata Anda setelah menyentuh benda atau berjabat tangan dengan yang terkontaminasi akan meningkatkan kemungkinan penularan virus.
Gejala RSV
Tanda dan gejala infeksi virus pernapasan sinsitial (RSV) paling sering muncul sekitar empat hingga enam hari setelah terpapar virus.
Pada orang dewasa atau anak-anak pra-remaja yang memiliki imunitas tubuh kuat, RSV biasanya menyebabkan tanda dan gejala seperti pilek ringan.
Gejala-gejala ini dapat meliputi:
• Hidung tersumbat atau berair
• Batuk kering
• Demam ringan
• Sakit tenggorokan
• Bersin
• Sakit kepala
Sementara, pada kasus yang parah, infeksi RSV dapat menyebar ke saluran pernapasan bagian bawah, menyebabkan pneumonia atau bronkiolitis, peradangan pada saluran napas kecil yang menuju paru-paru.
Tanda dan gejalanya dapat meliputi:
• Demam
• Batuk parah
• Mengi
• Napas cepat atau kesulitan bernapas
• Warna kulit kebiruan karena kekurangan oksigen (sianosis)
Di samping itu, RSV juga bisa memicu komplikasi pada penderita penyakit jantung (52%), penyakit paru (36%), Diabetes (31%), penyakit jantung kronis, dan penyakit ginjal kronis.
Oleh karena itu, untuk pencegahan komplikasi penyakit akibat RSV, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) merekomendasikan vaksinasi RSV untuk diberikan kepada orang dewasa berusia 60 tahun ke atas, khususnya pada populasi khusus dengan komorbid yang meningkatkan risiko infeksi RSV yang lebih berat.
Vaksinasi cukup diberikan 1 dosis RSV Beradjuvan, bisa didapatkan dari usia 50 tahun, dan RSV Bivalen bisa didapatkan 1 dosis pada usia di atas 60 tahun.