Bisnis.com, JAKARTA — Hipertensi dapat menyebabkan menyebabkan berbagai macam komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa jika dibiarkan. Hipertensi juga bisa menyebabkan peningkatan risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, hingga kematian.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi ketika tekanan darah di atas batas normal (130/80 mmHg atau lebih).
Menurut data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran tensimeter tercatat sebesar 10,7% pada kelompok usia 18–24 tahun dan 17,4% pada kelompok usia 25–34 tahun. Temuan ini menunjukkan bahwa anak muda Indonesia juga rentan mengalami tekanan darah tinggi.
Dilansir dari Health, Kamis (10/07/2025), faktor-faktor seperti pola makan, stres, kualitas tidur, hingga pemicu lingkungan tersembunyi seperti polusi udara dapat berkontribusi pada peningkatan tekanan darah. Kondisi ini kemudian meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Simak 9 Aktivitas Sehari-hari yang Bisa Memicu Hipertensi
1. Kurang Tidur
Tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting untuk menjaga tekanan darah tetap stabil. Kurang tidur, baik dari segi durasi maupun kualitas, dapat meningkatkan tekanan darah.
Untuk mendapatkan tidur yang lebih baik, hindari makan berat beberapa jam sebelum tidur, lakukan aktivitas fisik secara teratur, dan ciptakan suasana kamar yang tenang, sejuk, dan gelap agar tubuh lebih rileks saat tidur.
Disarankan bagi orang dewasa usia 18 tahun ke atas untuk tidur selama 7 hingga 9 jam setiap malam.
2. Tidak Sarapan
Melewatkan sarapan dapat meningkatkan kadar kortisol, yaitu hormon utama penyebab stres. Studi pada perempuan dan remaja menunjukkan bahwa seseorang yang sering tidak sarapan cenderung mengalami kenaikan tekanan darah yang lebih tinggi.
Meskipun masih diperlukan penelitian lebih luas pada populasi yang lebih besar, para peneliti menemukan bahwa lonjakan kortisol secara rutin dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik, sekumpulan kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, stroke, dan masalah kesehatan serius lainnya.
3. Kurang Minum Air
Agar tekanan darah tetap normal, penting untuk cukup mengonsumsi air setiap hari. Dehidrasi dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan tekanan darah.
Menurut rekomendasi, pria sebaiknya mengonsumsi setidaknya 15,5 gelas cairan per hari, sementara wanita disarankan mengonsumsi setidaknya 11,5 gelas per hari.
4. Bekerja Terlalu Lama Tanpa Istirahat
Bekerja dalam waktu lama atau lembur terus-menerus dapat menyebabkan stres berkepanjangan, yang dikaitkan dengan peningkatan risiko tekanan darah tinggi.
Untuk menguranginya, pastikan Anda mengambil jeda secara rutin, bahkan “micro-break” (istirahat singkat kurang dari 10 menit) sudah bermanfaat. Gunakan waktu tersebut untuk berjalan sebentar, meregangkan tubuh, menikmati kopi, atau mendengarkan lagu favorit agar tubuh dan pikiran lebih rileks.
5. Terlalu Banyak Rebahan
Kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi. Terlalu lama duduk dapat berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi karena dapat mengurangi aliran darah, meningkatkan kekakuan pembuluh darah, dan memberi tekanan berlebih pada sistem kardiovaskular seiring waktu.
6. Berat Badan berlebih
Menjaga berat badan ideal sangat penting untuk mengontrol tekanan darah. Kenaikan berat badan, terutama jika sudah masuk kategori kelebihan berat badan atau obesitas, dapat meningkatkan risiko hipertensi.
Baca Juga : Jenis Penyakit Hipertensi dan Cara Pencegahannya |
---|
7. Merokok
Merokok meningkatkan risiko tekanan darah tinggi karena mempercepat penumpukan plak di arteri. Seiring waktu, penumpukan plak ini dapat menyebabkan aterosklerosis, yaitu pengerasan pembuluh darah yang meningkatkan risiko penyakit jantung.
Saat Anda merokok, hal tersebut bisa menyebabkan tekanan darah akan naik atau hipertensi setiap kali Anda merokok. Untuk menjaga tekanan darah dan kesehatan jantung optimal, sebaiknya hindari atau berhenti merokok.
8. Konsumsi Gula Berlebihan
Mengonsumsi gula tambahan dalam jumlah tinggi dapat meningkatkan risiko obesitas, yang berkontribusi pada kenaikan tekanan darah. Penelitian juga menunjukkan bahwa gula tambahan dalam minuman ringan dapat berdampak negatif pada tekanan darah.
9. Sering Buang Air Kecil
Penelitian menunjukkan bahwa kandung kemih yang terlalu aktif, ditandai dengan dorongan tiba-tiba untuk buang air kecil, bisa menjadi tanda meningkatnya aktivitas sistem saraf simpatik.
Kondisi ini berhubungan dengan peningkatan tekanan darah karena respons stres tersebut menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan percepatan detak jantung, yang berkontribusi pada lonjakan tekanan darah. (Muhamad Ichsan Febrian)