6. Bantu mereka menetapkan dan mencapai tujuan
Ajarkan anak untuk menetapkan tujuan yang realistis dan bantu mereka melangkah maju secara bertahap. Memiliki tujuan membantu anak fokus pada tugas tertentu dan membangun resiliensi untuk terus maju meski menghadapi tantangan. Selain itu, berikan apresiasi atas pencapaian di setiap tahap sebagai motivasi menuju tujuan yang lebih besar.
7. Perkuat pandangan positif tentang diri sendiri
Ingatkan anak tentang keberhasilan masa lalu mereka dan bantu mereka percaya bahwa mereka mampu menghadapi kesulitan di masa depan.
8. Jaga perspektif dan tanamkan harapan
Ajak anak melihat masalah dalam konteks yang lebih luas dan yakinkan bahwa situasi sulit bersifat sementara. Sikap optimis membuat mereka lebih kuat dalam jangka panjang.
9. Manfaatkan masa sulit sebagai pembelajaran diri
Saat menghadapi masa sulit, ajarkan anak untuk belajar banyak tentang apa yang dihadapi. Bantu anak melihat pengalaman tersebut sebagai cara untuk memahami “siapa saya sebenarnya.”
10. Ajarkan bahwa perubahan adalah bagian dari hidup
Terakhir, perubahan seringkali menakutkan bagi anak dan remaja. Bantu anak memahami bahwa perubahan adalah bagian dari kehidupan, dan tujuan baru bisa menggantikan tujuan yang sudah tidak mungkin dicapai. Penting untuk mengevaluasi hal-hal yang berjalan baik serta membuat rencana untuk mengatasi yang belum berjalan lancar.
Mengembangkan resiliensi adalah proses yang berbeda untuk setiap anak. Cara membangun resiliensi yang efektif bagi Anda atau anak Anda mungkin tidak sama bagi orang lain. Dengan kesabaran dan dukungan, Anda bisa membantu mereka tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan tahan menghadapi tantangan. (Muhamad Ichsan Febrian)