Orang tua sedang berkomunikasi dengan anak remaja/parentandteen
Health

Tips Parenting, 10 Cara Membentuk Anak Tangguh dari Rumah

Redaksi
Senin, 14 Juli 2025 - 18:28
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Anak-anak sering menghadapi tantangan seperti pindah kelas, perundungan, atau konflik di rumah, tetapi resiliensi membuat mereka tetap mampu bertahan dan berkembang. 

Masa anak-anak sering dianggap masa yang bebas tanpa beban, padahal kenyataannya anak-anak tetap rentan terhadap luka emosional, tekanan, dan trauma. Hidup di dunia yang kompleks juga menambah ketidakpastian dalam tumbuh kembang mereka. Di sinilah keterampilan resiliensi berperan penting, kemampuan untuk tetap bertahan dan berkembang di tengah tantangan.

Dikutip dari Child Growth foundation, Senin (14/07/2025), resiliensi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi sulit dan menghadapi pasang surut kehidupan. Orang yang tangguh tidak membiarkan kesulitan menentukan hidup mereka dan memiliki kepercayaan diri untuk mencoba hal-hal baru.

Dengan membangun resiliensi, anak-anak dapat lebih siap menghadapi stres, kecemasan, dan ketidakpastian. Namun, menjadi tangguh bukan berarti bebas dari rasa sakit atau kesedihan. Emosi seperti duka dan cemas tetap mungkin muncul. Dan disinilah peran orang tua untuk membimbing anak. 

Ini 10 tips membangun resiliensi pada anak dan remaja:

1. Membangun Koneksi 

Dorong anak menjalin hubungan positif dengan teman, keluarga, dan lingkungan sekitar. Keterampilan seperti empati dan mendengarkan dapat memperkuat dukungan sosial yang penting dalam menghadapi tantangan dan membangun resiliensi. 


2. Mengajarkan anak untuk membantu orang lain

Saat anak membantu orang lain, mereka merasa lebih berdaya. Ajak mereka terlibat dalam kegiatan sukarela yang sesuai usia atau bantu tugas-tugas sederhana di rumah dan sekolah.


3. Pertahankan rutinitas harian

Menjalani rutinitas dapat memberi rasa aman bagi anak, terutama anak-anak yang lebih kecil yang membutuhkan struktur dalam kesehariannya. Susun rutinitas bersama anak dengan membedakan waktu untuk belajar dan bermain.

Meski kadang perlu fleksibel, terutama saat masa sulit atau perubahan, menjaga jadwal yang konsisten tetap penting untuk mendukung stabilitas emosi anak.


4. Berikan waktu istirahat pada anak

Validasi perasaan anak dan bantu mereka mengendalikan fokus pada hal yang bisa mereka lakukan. Ajarkan berpikir realistis dan kurangi paparan informasi yang membuat stres. Walau sekolah memiliki target dan materi yang harus diajarkan, pastikan ada waktu tanpa jadwal ketat agar anak bisa berkreasi dan rileks.


5. Tanamkan pentingnya perawatan diri

Ajarkan anak pentingnya merawat diri. Mulailah dari hal mendasar, seperti makan dengan cukup, berolahraga, dan tidur yang cukup. Pastikan anak juga punya waktu untuk bersenang-senang dan melakukan kegiatan yang mereka sukai. Merawat diri dan menikmati waktu santai membantu anak tetap seimbang dan lebih mampu menghadapi masa-masa stres.

Halaman:
  1. 1
  2. 2
Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro