6. Kaldera Danau Toba – Sumatra Utara
Sejak tahun 2020 lalu, Geopark Kaldera Toba masuk dalam daftar UNESCO Global Geopark karena keragaman hayati dan budaya yang dimilikinya.
Selain itu, pengembangan ekonomi kreatif dan kelembagaan kepariwisataan, serta bentang alamnya yang beragam juga menjadikan geopark ini masuk ke dalam daftar UNESCO Global Geopark.
Namun, Danau Toba yang menyandang status Global Geopark UNESCO belakangan menjadi sorotan. Statusnya terancam dicabut karena UNESCO telah memberikan kartu kuning terhadap pengelolaan Geopark ini.
Pasalnya, badan pengelolaan Danau Toba dinilai tidak maksimal dalam pengembangan kawasan tersebut. UNESCO kemudian mewajibkan organisasi pengelolaan Danau Toba berbenah selama dua tahun. Bila tidak tercapai, Geopark Kaldera Toba terancam mendapat red card atau keluar dari daftar UNESCO Global Geopark.
7. Geopark Ijen – Banyuwangi dan Bondowoso, Jatim
Terletak di Jawa Timur, Ijen menjadi salah satu geopark di Indonesia yang masuk dalam daftar UNESCO Global Geopark.
Keunikan pada geologi, biologi, budaya, serta fenomena alam blue fire di kawasan Gunung Ijen yang telah mendunia merupakan daya tarik tersendiri dari geopark Ijen.
Secara administratif, geopark yang memiliki danau paling asam di dunia ini terletak di dua wilayah, yaitu Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso.
Geopark Ijen juga dipenuhi dengan 14 jenis flora, 27 jenis fauna, serta 6 jenis mamalia.
8. Geopark Maros Pangkep – Sulawesi Selatan
Geopark Maros Pangkep yang terletak di Sulawesi Selatan memiliki lanskap kelas dunia dengan tipe tower karst, yang menjulang tinggi dan tersusun dari bebatuan gamping yang khas.
Bukan sekadar memiliki lanskap karst kelas dunia, geopark yang dikenal sebagai kawasan karst terbesar ke-2 di dunia setelah cina Selatan ini memiliki flora dan fauna serta nilai-nilai ilmiah dan sosial budaya yang tinggi.
Ratusan gua yang pernah menjadi tempat tinggal manusia prasejarah juga menambah keunikan lain dari UNESCO Global Geopark Mareos Pangkep ini. Bahkan, gua-gua yang menjadi “rumah” bagi ratusan spesies kupu-kupu.
9. Geopark Merangin Jambi – Jambi
Geopark di Indonesia yang juga masuk dalam daftar UNESCO Global Geopark adalah Geopark Merangin. Salah satu keunikan dari geopark ini adalah fosil flora Jambi yang dimilikinya.
Hal ini dibuktikan dengan adanya fosil tanaman yang ditemukan pada sebagian formasi batuan yang diperkirakan sudah ada sejak 296 juta tahun silam.
Jenis fosil flora yang terdapat di Geopark Merangin Jambi beragam, mulai dari lumut, tumbuhan runjung primitif, dan pakis yang bereproduksi melalui penyebaran biji.
Selain itu, geopark ini juga dinobatkan sebagai salah satu spot rafting terbaik. Pasalnya, wisatawan dapat mengarungi Sungai Batang Merangin sambal melihat fosil di beberapa tempat pemberhentian.
10. Geopark Raja Ampat – Pulau Misool, Papua Barat
Raja Ampat merupakan UNESCO Global Geopark terbaru di Indonesia. Geopark Raja Ampat memiliki gugusan kepulauan karst yang diperkirakan sudah berusia sekitar 439 juta tahun, yang terletak di Pulau Misool.
Salah satu alasan mengapa Raja Ampat layak ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark adalah karena beragam ekosistem laut yang dimilikinya. Pasalnya, hingga kini Geopark Raja Ampat menjadi tempat tinggal bagi berbagai jenis satwa dan tumbuhan endemik yang tidak bisa ditemukan di belahan Bumi manapun. (Kresensia Kinanti)