Pneumonia alias paru-paru basah/ayosehatkemkes
Health

Virus RSV Belum Ada Obatnya, Kenali Gejala dan Pencegahannya!

Mutiara Nabila
Kamis, 7 Agustus 2025 - 17:10
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Di Indonesia, infeksi RSV terus menjadi perhatian serius kalangan medis, karena virus ini mengancam dua generasi, bayi dan lansia, dan belum ada obat yang bisa menghilangkan virus ini. 

Berdasarkan data The Lancet sampai dengan 2022, ada sekitar 6,6 juta kasus Respiratory Syncytial Virus (RSV) terjadi setiap tahun pada bayi di bawah enam bulan di seluruh dunia, dengan 45.000 kematian akibat komplikasinya.  

Hingga kini, obat spesifik untuk penyakit ini juga belum tersedia, sehingga upaya pencegahan menjadi langkah paling efektif, terutama bagi kelompok rentan. 

Apa itu RSV? 

RSV (Respiratory Syncytial Virus) adalah virus yang mudah menular dan dapat menyebabkan infeksi saluran napas bawah seperti pneumonia dan bronkiolitis, terutama pada bayi dan lansia. 

Gejalanya sering menyerupai flu biasa, sehingga kerap kali diabaikan. Namun , pada bayi berusia di bawah 6 bulan serta orang dewasa yang lebih tua atau memiliki faktor risiko tertentu dapat mengalami sakit yang cukup parah dan mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit. 

Saat ini, RSV diklasifikasikan menjadi dua genotipe, yaitu RSV A dan RSV B, keduanya berkontribusi signifikan terhadap beban penyakit RSV secara global.

Gejala RSV

Ketua Himpunan Obstetri dan Ginekologi Sosial Indonesia (HOGSI), Dwiana Ocviyanti menjelaskan gejala RSV yang umum mirip dengan gejala flu, seperti hidung tersumbat, demam, batuk, mengi, dan sesak napas. 

Namun, pada kelompok rentan, yakni bayi dan lansia memiliki perbedaan, yang bisa membawa kepada keparahan.

Pada bayi dan anak, gejala RSV meliputi:

• Napas cepat atau kesulitan bernapas dan mengi

• Nyeri telinga atau sering menggosok telinga

• Muntah 

• Diare

• Rewel, atau gelisah serta penurunan aktivitas

• Gangguan saat menyusu dan tidak nafsu makan

Sementara itu, pada lansia, gejala yang bisa muncul antara lain:

• Sakit tenggorokan dan napas berbunyi grok grok (rhonchi)

• Sakit kepala

• Kelelahan

• Gangguan tidur

• Batuk berdahak

• Nyeri otot 

• Lemas

• Rasa tidak enak badan

Dokter Spesialis Anak, Rinawati Rohsiswatmo, menjelaskan bahwa RSV menjadi salah satu penyebab utama rawat inap pada bayi dan anak-anak di Indonesia. 

“Infeksi RSV dapat berlangsung hingga dua minggu dan memiliki potensi menyebabkan gangguan paru jangka panjang. Meski gejalanya ringan di awal, dampaknya bisa serius," katanya dalam Media Briefing di Jakarta, Rabu (6/8/2025). 

Prof. Rinawati menyebutkan bahwa bayi baru lahir rentan terhadap infeksi RSV karena sistem kekebalan tubuh mereka belum berkembang secara sempurna. 

"Ketika anak sakit, pertumbuhannya juga terganggu bahkan terhenti. Jadi RSV ini bahkan bisa jadi penyebab anak gagal tumbuh atau stunting," ungkapnya. 

Selain itu RSV juga tidak seperti flu biasa yang hanya menyerang saluran pernapasan. RSV bahkan bisa merusak jaringan paru, yang pada akhirnya bisa menyebabkan sesak dan pneumonia. 

"Kemudian, melihat penyakit ini juga tidak ada obatnya, dan bisa sakit berulang. Jadi kalau kena Covid setelahnya kita bisa imun, penyakit ini tidak. Orang yang sudah kena beberapa bulan kemudian bisa kena lagi, selama imun tubuhnya lemah," ujarnya.  

Prof. Dwiana menambahkan, bahwa virus ini banyak mengidap anak bayi baru lahir, yang belum bisa menerima pencegahan berupa vaksin. 

Apabila diidap oleh ibu hamil, RSV juga dapat menyebabkan bayi lahir prematur, yang pada akhirnya dapat mengganggu tumbuh kembang bayi. 

"Hal ini menekankan pentingnya upaya pencegahan yang dimulai sejak masa kehamilan," tegas Dwiana. 

Halaman:
  1. 1
  2. 2
Penulis : Mutiara Nabila
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro