Siapa saja yang bisa jadi Pendonor
Siapa saja yang bisa menjadi pendonor dan tidak bisa menjadi pendonor?
1. Perempuan hamil
Karena pada wanita yang pernah hamil, terbentuk Antibodi HLA. Sifat imunogeniknya kuat. Bagi wanita itu sendiri, tidak masalah. Tapi bila dimasukkan ke orang lain, risikonya besar.
Sebenarnya antibodi itu juga turun perlahan sampai akhirnya hilang setelah lama dari kehamilan. Maka seharusnya bisa dilakukan cek dulu sebelum jadi donor. Hanya di masa pandemi ini, repot bila harus melakukan hal tersebut. Akhirnya diambil jalan, bahwa untuk sementara bagi wanita hamil, belum mendapat kesempatan menjadi donor TPK.
2. Kalau pas sakit covid dapat TPK, apakah setelah sembuh juga bisa jadi donor?
Pada dasarnya, bila setelah sembuh, kemudian terbukti memang memiliki antibodi dan daya netralisasi, dapat menjadi calon donor. Hanya karena pernah dapat transfusi sebelumnya, maka ada syarat jarak. Bila saat mendapat transfusi itu, berasal dari plasma yang sudah diperiksa uji jaring NAT, maka ada jarak 4 bulan kemudian untuk boleh donor. Bila tanpa uji saring NAT, maka ada jarak 6 bulan.
Saya berpendapat, pada kondisi ini, paling cepat dapat mengajukan sebagai calon donor adalah 3 bulan sejak mendapat transfusi plasma. Mengapa 3 bulan? Karena sesuai laporan, kadar IG setelah 3 bulan, mulai menurun.
Nantinya tetap akan menjalani uji saring dan pemeriksaan kadar antibodi. Bila memang tidak ada masalah, maka dapat menjadi donor TPK.
13. Apakah pasca vaksinasi dapat menjadi donor TPK?
Antibodi yang diperoleh paska infeksi, dapat dikatakan adalah hampir lengkap jenisnya, sesuai dengan bagian-bagian dari virus SARS CoV 2. Sementara antibodi dari vaksinasi, adalah sesuai dengan target antibodi yang dipilih saat pembuatan vaksinnya. Memang pada inactivated vaccine, virus utuh dimasukkan tapi dalam keadaan sudah mati (inaktivasi). Maka berbeda daya imunogenisitasnya. Maka, paska vaksinasi, tidak dapat menjadi donor TPK.
14. Kalau sudah sembuh dari covid, tapi ada DM, ada jantung, apakah boleh jadi donor?
Pada prinsipnya, selama antibodi dan daya netralisasi memenuhi syarat, maka bisa mengajukan menjadi calon donor.
Hanya terkait penyakit DM dan jantung, sebaiknya konsultasi dulu ke Dokter. Bila ada penggunaan obat-obat antikoagulan, maka sebaiknya ditunda dulu. Keputusan lebih tepat dari Dokter yang selama ini merawat untuk DM dan jantung tersebut.
15. Kalau pas sakit covid itu OTG, apakah boleh jadi donor?
Memang dari penelitian, semakin berat gejala ketika sakit covid, maka antibodinya makin tinggi dan makin lama bertahan. Makin ringan, apalagi tanpa gejala, maka antibodinya makin rendah dan makin cepat menghilang. Bahkan pada yang tanpa gejala, dari penelitian didapatkan hanya 45% yang terdeteksi antibodinya pada 1 bulan setelah sembuh. Selanjutnya juga cepat menghilang.
Tapi, setelah seseorang punya antibodi, maka ada juga kemungkinan antibodi tetap bertahan, bila yang bersangkutan sering terpapar lagi oleh virus atau patogen yang sama.
Jadi pada prinsipnya, selama antibodi dan daya netralisasi memenuhi syarat, maka bisa mengajukan menjadi calon donor. Agar efektif, sebelum ke PMI, coba dulu tes mandiri antibodinya. Bila titernya memang tinggi, maka dapat mengajukan diri. Tapi bila tidak, sebaiknya tidak mengajukan diri. Agar tidak rugi nanti ketika harus menjalani seleksi, terlanjur keluar biaya, waktu dan tenaga, ternyata tidak terdeteksi antibodinya.
Mari kita dukung semoga uji klinik TPK segera selesai, sehingga ada kesepakatan standar tentang Titer Antibodi dan Daya Netralisasi, begitu juga dosis dan kapan pemberiannya, sehingga diharapkan manfaatnya efektif.
16. Ada yang sudah 2 kali jadi donor, tapi waktu mau donor ke tiga, kok IgM nya reaktif lagi. Apakah boleh?
Adanya reaktivitas IgM setelah sebelumnya sudah non reaktif, berarti mengindikaskan terjadi reinfeksi. Sebaiknya ditunda dulu. Langkahnya: bisa dipastikan dengan PCR, bisa dilakukan proses isolasi. Bila PCR ternyata negatif, berarti masa reinfeksi sudah terlewati. Sudah kembali aman. Bila PCR masih positif, atau memang memilih isolasi tanpa periksa PCR, maka ditunggu dulu 10-14 hari kemudian, dilakukan tes ulang antibodinya.
Bila sudah terbukti aman, maka dapat kembali menjadi calon donor. Tentu berarti harus selalu berhati-hati bahwa sudah sembuh dari covid pun tetap harus disiplin protokol kesehatan.