Bisnis.com, JAKARTA - Banyak orang yang berpendapat terlalu memanjakan anak dapat berdampak negatif bagi pembentukan kemandirian si kecil. Namun, bukan berarti orang tua dilarang untuk mencurahkan kasih sayangnya sebanyak mungkin kepada buah hati.
Bahkan, kasih sayang yang secara konsisten ditunjukkan orang tua kepada anaknya akan membawa dampak positif bagi perkembangan otak si kecil. Apalagi, jika orang tua tetap menunjukkan kasihnya bahkan saat anak sedang berulah, tantrum, atau rewel.
Sayangnya, tidak semua orang tua mampu bersabar menghadapi tantangan saat anak sedang dilanda tantrum. Banyak ortu yang justru ikut terpantik emosinya saat menangani anak yang tengah rewel atau marah.
Profesor psiklogi anak dari Washington University School of Medicine, Joan L. Luby, mengungkapkan kesabaran dan kasih sayang orang tuakhususnya ibusebenarnya benar-benar diuji saat menghadapi anak yang tengah tantrum.
Lebih lanjut, dia mengatakan kesabaran orang tua dalam meredam tantrum pada anak ternyata memiliki dampak positif. Sebab, luapan kasih sayang saat meredakan emosi si kecil dapat memengaruhi tumbuh kembang otak anak.
Luby telah melakukan penelitian terkait relasi kasih sayang dan kesabaran ortu terhadap perkembangan otak anak selama lebih dari satu dekade. Salah satu metodenya adalah dengan mengobservasi perilaku induk binatang terhadap anaknya.
Dia mengamati anak binatang yang mendapat curahan kasih sayang dari induknya sejak usia dini, cenderung memiliki perkembangan otak yang lebih sempurna ketimbang binatang sejenis yang tidak mendapatkan perhatian yang cukup dari induknya.
Menurutnya, curahan kasih sayang terhadap anak menumbuhkan kemampuan si kecil dalam menangani stress. Akibatnya, anak yang mendapat kecukupan kasih sayang cenderung lebih mampu mengatasi stress dengan lebih baik.
Dukungan orang tua pada buah hati sejak dini memiliki dampak sangat besar dan positif terhadap perkembangan kehidupan anak pada tahap selanjutnya, papar Luby dalam hasil riset yang dilansir Web MD.
Luby meneliti 92 anak selama usia prasekolah hingga sekolah. Dia mencontohkan ada anak yang dilanda tantrum saat ibunya tengah sibuk mempersiapkan makan malam. Dalam kondisi sejenis itu, tidak semua ibu dapat menghadapinya dengan tetap bersikap tenang.
Dia berpendapat justru pada saat-saat seperti itulah orang tua perlu menunjukkan kasih sayangnya untuk meredakan amarah buah hatinya. Dengan meredam perasaan stress dan memberi dukungan pada anak, orang tua sekaligus dapat mengatasi tantrum si kecil.
Setelah anak memasuki usia 7-13 tahun, Luby melakukan pemindaian otak dengan menggunakan magnetic resonance imaging (MRI) untuk menganalisis daerah hippocampus pada otak anak.
Daerah tersebut merupakan bagian dari otak yang memiliki fungsi untuk menyimpan memori dan mengatasi stress. Ukuran areal tersebut pada masing-masing orang merefleksikan seberapa besar stress atau depresi yang diderita oleh pemiliknya.
Berdasarkan observasi tersebut, Luby mendapati bahwa 51% responden tidak mengalami gejala stress atau depresi sejak usia prasekolah. Mereka ditengarai sebagai anak-anak yang mendapatkan kasih sayang yang cukup dari orang tua, khususnya ibu.
Anak-anak yang menerima kecukupan kasih sayang dan perhatian cenderung memiliki areal hippo campus yang lebih besar. Sementara itu, mereka yang menerima perhatian lebih sedikit cenderung memiliki areal hippo campus yang lebih kecil.
Nah, penelitian medis pun telah membuktikan kekuatan kasih sayang orang tua terhadap anak-anak. Dengan melatih kesabaran untuk diri sendiri, orang tua sebenarnya telah melatih kemampuan anak untuk menjadi individu yang lebih damai.