Bisnis.com, JAKARTA - Anak yang memiliki rahang tidak sejajar maka bisa mengalami maloklusi dan ini bisa memengaruhi kenyamanan dalam aktivitas sehari-hari seperti makan dan berbicara.
Kondisi ini sering kali dipengaruhi oleh faktor keturunan, tetapi juga dapat dipengaruhi oleh kebiasaan atau faktor lingkungan.
Apa itu Maloklusi?
Dilansir dari my.clevelandclinic.org, Senin (19/5/2025), maloklusi berarti adanya ketidakteraturan pada gigitan. Ketika seseorang mengalami maloklusi, gigi atas dan bawah tidak cocok dengan benar saat mulut ditutup.
Hal ini bisa terjadi karena gigi yang tumpang tindih atau bengkok. Bisa juga terjadi karena rahang atas dan bawah tidak sejajar seperti seharusnya.
Apa Gejala dari Maloklusi?
• Penyelarasan gigi yang tidak normal
• Penampilan wajah yang tidak normal
• Kesulitan atau rasa tidak nyaman saat menggigit atau mengunyah
• Kesulitan bicara (jarang terjadi), termasuk kelainan sebutan (lisp)
• Bernapas lewat mulut (bernapas melalui mulut tanpa menutup bibir)
• Ketidakmampuan untuk menggigit makanan dengan benar (gigitan terbuka)
Bagaimana cara mencegah maloklusi?
Dilansir dari healthline.com, mencegah kondisi ini bisa sulit karena sebagian besar kasus maloklusi sangat dipengaruhi faktor keturunan. Namun, pertumbuhan rahang dan gigi juga bisa dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Orangtua sebaiknya membatasi penggunaan dot bayi dan botol untuk membantu mengurangi perubahan pada perkembangan rahang. Anak-anak juga perlu didorong untuk berhenti mengisap jari mereka sejak usia dini. Selain itu, deteksi dini maloklusi dapat membantu mengurangi lamanya dan tingkat keparahan perawatan.
Meskipun maloklusi sering kali sulit untuk dicegah karena faktor keturunan, deteksi dini dan perawatan yang tepat dapat membantu mengurangi keparahan kondisi ini.