Bisnis.com, JAKARTA — Setiap orang pasti pernah mengalami sakit kepala, dan beberapa orang mungkin mengalaminya lebih sering daripada yang lain.
Meskipun sebagian besar sakit kepala bukanlah sebuah gejala serius dan pada akhirnya akan sembuh dengan sendirinya, ada beberapa kasus di mana sakit kepala dapat menjadi gejala dari sesuatu yang lebih serius, seperti stroke.
Namun, terkadang sulit untuk membedakan sakit kepala biasa dengan sakit kepala akibat stroke. Oleh karena itu, penting untuk terlebih dahulu memahami apa yang terjadi saat serangan stroke.
Mengutip Premier Neurology Center di AS, Dr. Kashouty, dari American Board of Psychiatry and Neurology (ABPN) menyebutkan, stroke terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu. Ada dua jenis stroke, yaitu:
- Stroke iskemik: ketika arteri yang memasok darah ke otak tersumbat dan menyebabkan kematian sel otak
- Stroke hemoragik: ketika arteri di otak pecah, menyebabkan pendarahan di otak
Sekitar 7-65% orang yang mengalami stroke akan mengalami sakit kepala. Orang menggambarkan mengalami sakit kepala terkait stroke menggambarkannya sebagai sakit kepala yang sangat parah yang datang dalam hitungan detik atau menit.
Sakit Kepala Akibat Stroke
Pada sakit kepala karena stroke, seringkali, area yang terasa sakit kepala berhubungan langsung dengan tempat terjadinya stroke.
Misalnya, saat arteri karotis yang tersumbat dapat menyebabkan sakit kepala di dahi. Sedangkan penyumbatan di bagian belakang otak dapat menyebabkan sakit kepala di bagian belakang kepala.
Artinya, bahwa tidak ada satu lokasi sakit kepala tertentu yang bisa menandakan stroke, karena sakit kepala dapat terjadi di mana saja di kepala, tempat penyumbatan pembuluh darah terjadi.
Beda dengan Sakit Kepala Biasa
Sementara, sakit kepala biasa seperti migrain menimbulkan sensasi seperti pandangan menjadi silau, atau kulit kesemutan. Sementara sakit kepala akibat stroke menyebabkan hilangnya sensasi, seperti kehilangan penglihatan atau perasaan.
Selain itu, sakit kepala migrain disebabkan oleh pemicu yang dapat dikenali dan rasa sakitnya digambarkan sebagai denyutan yang berangsur-angsur memburuk, sementara stroke dapat terjadi secara acak dan menyebabkan rasa sakit yang tiba-tiba dan parah.
"Stroke mini" juga dapat menyebabkan sakit kepala akibat stroke. Stroke mini secara formal dikenal sebagai serangan iskemik transien (TIA) yang ditandai dengan gangguan sementara aliran darah.
Tidak seperti stroke, pada stroke mini jaringan otak hanya rusak sementara dan pulih setelah aliran darah pulih. Namun, TIA menimbulkan gejala yang identik dengan stroke, namun gejalanya dapat berlangsung mulai dari hanya 5 menit hingga 24 jam.
Meskipun gejalanya dapat berlangsung singkat, TIA harus diobati seperti stroke, karena sering kali merupakan tanda peringatan stroke yang parah.
Selain itu, dalam mengenali gejala stroke, juga perlu melihat gejala lain yang muncul, seperti:
1. Wajah terkulai pada satu sisi wajah
2. Lengan lemah
3. Bicara tidak jelas atau kesulitan berbicara
Jika mengalami salah satu atau lebih gejala tersebut, maka saatnya menghubungi layanan darurat, karena ada periode emas untuk menangani orang dengan stroke agar tidak menjadi fatal.