Risiko Jika Tidak Divaksinasi
Tanpa vaksinasi, individu yang tinggal di daerah endemis dengue memiliki risiko tinggi terkena infeksi berulang. Infeksi sekunder, yang disebabkan oleh serotipe virus berbeda dari infeksi pertama, lebih berbahaya karena dapat memicu respons imun yang berlebihan dan menyebabkan:
• Syok dengue (dengue shock syndrome), yaitu kondisi darurat medis dengan penurunan tekanan darah secara drastis.
• Perdarahan hebat dan kegagalan organ, yang berisiko fatal jika tidak segera ditangani.
• Perawatan intensif di rumah sakit, yang berkonsekuensi pada beban biaya kesehatan keluarga.
Selain itu, pada individu dengan penyakit penyerta (komorbiditas) seperti hipertensi, diabetes, ginjal kronis, dan asma, infeksi dengue dapat memicu komplikasi serius bahkan meningkatkan risiko kematian.
Oleh karena itu, vaksinasi dengue menjadi bagian penting dari strategi kesehatan masyarakat untuk melindungi kelompok rentan.
Melalui vaksinasi, risiko gejala berat dan angka rawat inap akibat DBD dapat ditekan secara signifikan. Masyarakat diimbau untuk berkonsultasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan terdekat guna mendapatkan informasi lebih lanjut tentang akses vaksinasi dengue.
Saat ini, vaksin dengue masih tergolong vaksin non-program, artinya belum masuk ke dalam program imunisasi nasional yang diberikan secara gratis oleh pemerintah.
Oleh karena itu, masyarakat yang ingin divaksin perlu mengaksesnya melalui fasilitas layanan kesehatan swasta dengan biaya tertentu. Harga satu paket vaksin dengue (dua dosis) berkisar antara Rp1 juta hingga Rp1,5 juta tergantung lokasi dan fasilitas.
Pencegahan individu dan komunitas saja belum cukup untuk memerangi penyakit DBD. Oleh karena itu, diperlukannya dini terhadap DBD dan peran aktif keluarga serta komunitas dalam mencegah penyebaran penyakit ini. (Mianda Florentina)