Nyamuk demam berdarah/RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang
Health

Kenali Gejala Demam Berdarah pada Anak dan Cara Pencegahannya

Redaksi
Sabtu, 3 Mei 2025 - 15:02
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Memasuki musim pancaroba, di mana cuaca sering berubah-ubah antara panas terik dan hujan deras, berbagai penyakit menular mulai meningkat, salah satunya adalah demam berdarah dengue (DBD).

Kondisi lingkungan yang lembap dan banyaknya genangan air menjadi tempat ideal bagi nyamuk Aedes aegypti berkembang biak, meningkatkan risiko penularan penyakit ini terutama pada anak-anak yang memiliki daya tahan tubuh lebih rentan.

Apa itu Demam Berdarah Dengue (DBD)?

DBD dapat menyebabkan berbagai gejala seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, ruam pada kulit, serta nyeri di belakang mata. Dilansir dari Kidshealth.org, Sabtu  (3/5/2025), penyakit ini pernah dikenal dengan sebutan breakbone fever karena rasa sakit hebat yang bisa dirasakan di tulang dan otot.

Gejala lainnya bisa meliputi mudah memar, mual, dan muntah. Dalam kondisi yang lebih serius, DBD bisa berkembang menjadi dengue hemorrhagic fever yang ditandai dengan nyeri perut hebat, muntah darah, sesak napas, dan pendarahan dari hidung atau gusi. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan penurunan tekanan darah yang drastis dan berujung pada kematian.

Jenis-Jenis Demam Berdarah pada Anak dan Dampaknya

Dilansir dari maxhealthcare.in, demam berdarah pada anak-anak bisa muncul dalam berbagai tingkat keparahan, tergantung pada respons sistem imun tubuh. Tiga jenis utama demam berdarah yang umum terjadi pada anak adalah sebagai berikut:

1. Demam Berdarah Ringan (Mild Dengue Fever)

Jenis ini paling umum dan relatif ringan, dengan gejala menyerupai flu seperti demam tinggi, kelelahan, mual, muntah, sakit kepala, ruam kulit, dan perdarahan ringan dari hidung atau gusi. Biasanya tidak memerlukan rawat inap.

2. Demam Berdarah Dengue atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)

Dikenal juga sebagai breakbone fever, kondisi ini lebih serius dan memerlukan penanganan medis segera. Gejalanya meliputi nyeri perut hebat, muntah terus-menerus, perubahan suhu tubuh dari panas ke dingin, serta munculnya gejala perdarahan seperti mimisan dan gusi berdarah.

3. Sindrom Syok Dengue (Dengue Shock Syndrome/DSS)

Ini adalah bentuk paling parah dari DBD, ditandai dengan tekanan darah yang sangat rendah akibat gangguan pembekuan darah. DSS dapat menyebabkan kegagalan organ dan mengancam jiwa, sehingga perlu perawatan intensif di rumah sakit.

penyakit dbd
penyakit dbd

Dampak DBD terhadap Anak

Setelah tergigit nyamuk pembawa virus dengue, anak dapat mengalami dampak yang bervariasi, mulai dari ringan hingga berat:

* Penyakit Ringan: Gejala mirip flu seperti demam, nyeri kepala dan otot, mual, dan ruam. Meski bisa pulih dalam beberapa hari, anak mungkin tetap merasa lelah selama masa pemulihan.

* Demam Berdarah Berat: Dapat menyebabkan kebocoran pembuluh darah yang memicu perdarahan internal, nyeri perut hebat, dan tekanan darah rendah. Kondisi ini bisa berkembang menjadi DSS jika tidak segera ditangani.

* Rawat Inap dan Perawatan Intensif: Anak dengan DBD berat perlu dirawat di rumah sakit dan mendapatkan cairan infus untuk mencegah dehidrasi dan menjaga tekanan darah tetap stabil.

* Dampak Emosional dan Psikologis: Proses pengobatan dan isolasi dapat menimbulkan stres bagi anak dan keluarga. Anak yang harus absen sekolah dan tidak bisa beraktivitas seperti biasa bisa mengalami gangguan emosional yang memperlambat proses pemulihan.

Cara Mencegah Demam Berdarah pada Anak

Pencegahan demam berdarah dapat dilakukan dengan menjaga anak dari gigitan nyamuk, antara lain:

* Menggunakan kawat kasa atau jaring nyamuk pada jendela dan pintu rumah, serta memperbaiki bagian yang rusak.

* Menutup semua jendela dan pintu yang tidak memiliki pelindung, terutama saat pagi dan sore hari.

* Mengenakan pakaian pelindung seperti baju lengan panjang, celana panjang, kaos kaki, dan sepatu saat anak berada di luar rumah.

* Membatasi waktu bermain anak di luar rumah pada waktu nyamuk paling aktif, yaitu fajar dan senja.

* Menggunakan obat nyamuk yang aman untuk anak, dengan kandungan seperti DEET, picaridin, atau minyak lemon eucalyptus.

Selain itu, lingkungan rumah harus dijaga agar bebas dari tempat perkembangbiakan nyamuk. Buang atau kosongkan genangan air secara rutin pada vas bunga, kaleng bekas, ban bekas, dan tempat penampungan air lainnya.

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro