Stroke menyerang  anak muda
Health

Kenali Tanda Awal Penyakit Stroke Lebih Dini, Pasien Bisa Disembuhkan dan Kembali Hidup Normal

Mutiara Nabila
Rabu, 19 Maret 2025 - 14:10
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Penykit stroke merupakan salah satu kondisi medis yang mengancam nyawa dan dapat terjadi pada siapa saja. 

Kini, dengan gaya hidup yang kurang sehat, stroke tidak hanya bisa dialami orang lanjut usia, tapi juga orang yang masih berusia muda. 

Beberapa faktor risiko penyebab stroke di antaranya seperti pola makan yang tidak sehat, gaya hidup kurang aktif, dan  adanya kondisi kesehatan bawaan dapat meningkatkan risiko stroke sejak usia 30 tahun. 

Stroke terjadi ketika terdapat gumpalan darah pada pembuluh darah yang kemduian pecah dan menghalangi darah mencapai otak. Stroke dapat berakibat fatal dan memerlukan perawatan segera.

Oleh karena itu, penting untuk memahami gejala-gejala awal stroke agar bila terjadi bisa lebih mudah ditangani dan bisa sembuh serta pulih kembali.

Untuk mengenali tanda awal stroke, mengutip stroke.org, bisa dengan mengenali tanda-tanda peringatan F.A.S.T. sebagai tanda bahwa Anda harus segera membawa pasien untuk mendapatkan bantuan medis.

• F: Face Drooping atau Wajah Terkulai. Ketika satu sisi wajah terkulai atau mati rasa? Minta orang tersebut untuk tersenyum. Apakah senyum orang tersebut tidak sama rata kiri dan kanan

• A = Arm Weakness atau Kelemahan Lengan. Lihat apakah satu lengan lemah atau mati rasa? Minta orang yang mengalami untuk mengangkat kedua lengan. Apakah satu lengan terkulai ke bawah?

• S = Speech Difficulty atau Sulit Berbicara. Apakah bicaranya tidak jelas?

• T = Time to Call 911 or Medical Help atau saatnya meminta bantuan medis dengan segera. 

Stroke adalah keadaan darurat, sehingga setiap menit sangat berarti. Segera cari bantuan medis baik ke dokter atau ke IGD rumah sakit dan catat waktu ketika salah satu gejala pertama kali muncul. 

Adapun, periode emas yang nantinya menentukan keparahan stroke adalah maksimal selama 4,5 jam pertama setelah gejala muncul.  

Selain gejala di atas, ada pula gejala lain yang mungkin dialami penderita stroke sebagai berikut

Gejala Stroke Lainnya

Perhatikan gejala berikut:

• Mati rasa atau kelemahan pada wajah, lengan, atau kaki, terutama pada satu sisi tubuh

• Kebingungan, kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan

• Kesulitan melihat pada satu atau kedua mata

• Kesulitan berjalan, pusing, kehilangan keseimbangan atau koordinasi

• Sakit kepala hebat tanpa diketahui penyebabnya

Lantas bisakah pasien stroke sembuh total?

Mengutip John Hopkins Medicine, jika penderita stroke segera dilarikan ke unit gawat darurat dan kondisinya segera distabilkan, peluang untuk lebih cepat sembuh dan kembali hidup normal lebih besar. 

Penanganan cepat bisa membantu menentikan jenis stroke yang dialami. Jika stroke disebabkan oleh bekuan darah (stroke iskemik), maka obat penghancur bekuan darah dapat membantu mengurangi efek jangka panjang jika Anda dirawat tepat waktu.

Selanjutnya, kembali pada tingkat keparahan stroke yang dialami. Pasien mungkin perlu dirawat di ruang perawatan intensif atau perawatan akut.

Setelah kondisi stabil, pasien bisa memulai rehabilitasi sesegera mungkin, bahkan mulai dari 24 jam setelah penyebab stroke diobati. Hal ini sangat penting dalam pemulihan pasca-stroke. 

Tim rehabilitasi meliputi dokter spesialis penyakit dalam, ahli saraf, terapis fisik dan okupasi, ahli patologi wicara bahasa, dan perawat. Mereka akan menemui pasien setiap hari untuk membahas kondisi pasien, dan beberapa bentuk terapi diberikan setiap jam selama satu atau dua hari pertama.

Saat mengidap stroke, pasien bisa dirawat inap di rumah sakit selama lima hingga tujuh hari. Selama waktu tersebut, tim medis akan mengevaluasi dampak stroke, yang akan menentukan rencana rehabilitasi.

Adapun, dampak jangka panjang stroke bervariasi pada setiap orang, tergantung pada tingkat keparahan stroke dan area otak yang terkena, meliputi:

• Gejala kognitif seperti masalah ingatan dan kesulitan berbicara

• Gejala fisik seperti kelemahan, kelumpuhan, dan kesulitan menelan

• Gejala emosional seperti depresi dan impulsivitas

• Kelelahan berat dan kesulitan tidur

Selanjutnya, terapi fisik dan okupasi akan rutin dilakukan untuk membantu menentukan area otak mana yang terkena dengan membantu pasien menyelesaikan berbagai tugas normal, seperti berjalan atau menyisir rambut. 

Terapi wicara-bahasa juga penting bagi pasien yang mengalami kesulitan menelan karena stroke atau efek samping pemasangan selang pernapasan.

Terapi dan rehabilitasi selanjutnya bisa berjalan selama 1–3 bulan pasca-stroke, tergantung perkembangan yang terlihat dari kesehatan pasien serta kondisi psikologis pasien, seberapa besar keinginan pasien untuk sembuh dan dukungan penuh dari keluarga. 

Selama tiga bulan pertama setelah stroke, pasien juga mungkin mengalami fenomena yang disebut pemulihan spontan, di mana keterampilan atau kemampuan yang sebelumnya sempat hilang akibat stroke, tiba-tiba kembali saat otak menemukan cara baru untuk melakukan tugasnya. 

Untuk mencegah kekambuhan atau serangan stroke kedua, bisa dicegah dengan cara berikut:

• Olahraga secara teratur, 30 menit setiap hari selama 5 hari dalam seminggu

• Berhenti merokok dan minum minuman beralkohol

• Istirahat yang cukup, tidur 6 – 8 jam per hari 

• Menjaga berat badan tetap sehat dan ideal

• Mengelola diabetes dengan baik 

• Mengelola tekanan darah tinggi 

• Mengatur pola makan yang sehat 

• Mengelola stres

Penulis : Mutiara Nabila
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro