Bisnis.com, JAKARTA- Data menunjukkan bahwa 8 dari 10 penyintas stroke berisiko kehilangan kemandirian jika tidak menjalani rehabilitasi terstruktur.
Karena itu sangat penting untuk memulihkan fungsi tubuh, dan juga memulihkan harga diri dan semangat hidup.
Program-program seperti daycare sosial, sesi interaktif seperti melukis dan merangkai bunga, hingga sesi komunitas dan rekreasi, sebagai tempat di mana pasien kembali merasa berdaya, bukan sebagai 'pasien' semata.
dr. Raymond Posuma, Sp.KFR, MS (K), FIPM (USG), Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik Bethsaida Hospital Gading Serpong, menekankan bahwa rehabilitasi pasca-stroke merupakan fase penting yang harus dijalankan untuk mendukung pemulihan pasien.
“Stroke memang dapat mempengaruhi berbagai fungsi motorik dan kognitif, namun dengan terapi yang tepat, pasien memiliki peluang besar untuk kembali menjalani aktivitas sehari-hari, seperti berjalan, berbicara, bahkan makan secara mandiri. Intervensi rehabilitatif yang terstruktur dan berkelanjutan dapat membantu pasien meminimalkan risiko disabilitas dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Rehabilitasi tidak hanya berfokus pada pemulihangerak, tapi juga melatih ulang fungsi otak serta membangun kembali kemandirian dan kepercayaan diri pasien,” paparnya.
Lebih lanjut, dia menambahkan rehabilitasi pasca stroke tidak hanya sebatas latihan fisik.
“Proses ini juga bertujuan untuk mengaktifkan kembali sistem saraf yang sempat terganggu. Pendekatan yang komprehensif, mulai dari fisioterapi, stimulasi kognitif, hingga dukungan psikologis, sangat penting untuk dilakukan secara bersamaan. Di SALC, kami menyediakan semua layanan tersebut dalam satu sistem yang terpadu, sehingga pasien dapat memperoleh dukungan optimal untuk pemulihan mereka.”
Selain itu, saat ini semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa intervensi sosial, atau yang dikenal dengan istilah social prescription intervention, juga merupakan bagian penting dalam proses rehabilitasi stroke.
Social prescription intervention adalah upaya untuk menghubungkan pasien dengan berbagai aktivitas sosial, komunitas, atau kelompok pendukung di lingkungan mereka. Pendekatan ini terbukti dapat memberikan dampak positif yang signifikan, seperti meningkatkan semangat, memperluas jejaring sosial, dan membantu pasien merasa lebih diterima serta didukung selama masa pemulihan.
Dengan mengintegrasikan komponen sosial ini ke dalam program rehabilitasi, pasien tidak hanya mendapatkan manfaat secara fisik dan mental, tetapi juga secara emosional dan sosial, sehingga proses pemulihan menjadi lebih menyeluruh dan bermakna.
Dalam upaya menjawab tantangan besar pemulihan pasca-stroke di Indonesia, Bethsaida Healthcare menawarkan terobosan terbaru melalui pembukaan Stroke Assisted Living Center (SALC) di Moriah Pavillion Bethsaida Hospital Gading Serpong, pusat layanan rehabilitasi pertama di Indonesia yang terintegrasi langsung dengan hospital.
Mengusung filosofi “Live The Life Together”, SALC menjembatani kebutuhan medis, rehabilitatif, dan sosial secara holistik dalam satu tempat yang aman dan nyaman.
Prof. dr. Hananiel P. Wijaya, MM, M.Sc, CIA, selaku CEO Bethsaida Healthcare, menjelaskan bahwa SALC merupakan wujud komitmen Bethsaida dalam menjawab tantangan kompleks perawatan pasca-stroke. “Pemulihan pasca-stroke tidak berhenti di hospital. Banyak pasien kehilangan kemandirian karena kurangnya dukungan yang berkelanjutan. Dengan SALC, kami memberikan rumah kedua yang bukan hanya aman, tetapi juga mendorong pasien untuk bangkit, belajar kembali, dan hidup dengan kualitas yang layak,” tegas Prof. Hananiel.
SALC menawarkan layanan intensif mulai dari fisioterapi, terapi okupasi, terapi wicara, hingga dukungan psikososial dan pelatihan kemandirian. Program dirancang khusus sesuai kondisi dan kemampuan setiap pasien. Keunggulan SALC juga terletak pada akses langsung ke fasilitas medis Bethsaida Hospital, memastikan keamanan dan ketenangan bagi pasien dan keluarga.
“Dengan tagline Live The Life Together, kami ingin setiap pasien stroke tidak hanya pulih, tetapi kembali menjalani hidup dengan penuh makna. SALC hadir untuk memberikan pengalaman pemulihan yang lebih menyeluruh. Kami merancang paket program dengan fleksibilitas tinggi, mulai dari layanan residensial, day care, hingga program dengan pendamping agar pasien dan keluarga dapat memilih sesuai kebutuhan dan kenyamanan.” ujar Iwan A. Setiawan, Direktur Sales & Marketing Bethsaida Hospital Gading Serpong.