Bisnis.com, JAKARTA- Stroke adalah salah satu kondisi medis yang mengancam nyawa dan dapat terjadi pada siapa saja, termasuk pada usia muda.
Banyak orang menganggap stroke sebagai masalah yang hanya terjadi pada usia lanjut. Namun, faktor risiko seperti pola makan yang tidak sehat, gaya hidup kurang aktif, dan masalah kesehatan tertentu dapat meningkatkan risiko stroke sejak usia muda 30 tahun.
Oleh karena itu, penting untuk memahami gejala-gejala stroke serta langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya stroke.
Apa itu Stroke?
Dilansir dari myclevelandclinic.org, Senin (24/2/2025) Stroke adalah keadaan darurat medis yang terjadi ketika aliran darah ke otak terhambat. Penyumbatan pembuluh darah atau pendarahan di otak dapat menyebabkan stroke.
Penyedia layanan kesehatan kadang-kadang menyebut stroke sebagai cerebrovascular accidents (CVA) atau serangan otak.
Apa saja gejala stroke?
Dilansir dari mayoclinic.org, Sabtu (22/2/2025) berikut adalah gejala awal stroke:
1. Kesulitan berbicara dan memahami orang lain
Seseorang yang mengalami stroke mungkin menjadi kebingungan, berbicara dengan cadel, atau bahkan tidak dapat memahami pembicaraan orang lain. Ini terjadi karena bagian otak yang mengontrol kemampuan berbicara atau memahami bahasa terpengaruh.
2. Kebas, kelemahan, atau kelumpuhan pada satu sisi tubuh
Salah satu sisi tubuh bisa terasa kebas, lemah, atau bahkan lumpuh. Biasanya ini terjadi di wajah, lengan, atau kaki. Untuk mengetahuinya, Anda bisa meminta orang tersebut untuk mengangkat kedua tangan. Jika salah satu tangan mulai turun, ini bisa menjadi tanda stroke. Selain itu, bisa juga terjadi penurunan pada sisi mulut saat tersenyum.
3. Masalah penglihatan
Penderita stroke mungkin mengalami gangguan penglihatan, seperti penglihatan menjadi kabur, gelap, atau bahkan melihat ganda pada satu atau kedua mata. Ini disebabkan oleh gangguan pada bagian otak yang mengontrol penglihatan.
4. Sakit kepala parah
Stroke bisa menyebabkan sakit kepala yang sangat parah dan mendadak. Sakit kepala ini bisa disertai dengan mual, pusing, dan perubahan kesadaran, yang menunjukkan adanya masalah serius di otak.
5. Kesulitan berjalan atau kehilangan keseimbangan
Seseorang yang mengalami stroke bisa kehilangan keseimbangan, terhuyung-huyung, atau merasa kesulitan untuk berjalan. Hal ini terjadi karena gangguan pada bagian otak yang mengontrol koordinasi tubuh.
Langkah-langkah dan Strategi Pencegahan Stroke di Usia Muda
Dilansir dari cdc.gov, Senin (24/2/2025) berikut adalah langkah langkah dan strategi pencegahan stroke di usia muda:
1. Pilih Makanan dan Minuman Sehat
Memilih makanan dan camilan yang sehat dapat membantu mencegah stroke. Pastikan untuk mengonsumsi banyak buah dan sayuran segar.
Makanan yang rendah lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol, serta tinggi serat, dapat membantu mencegah kolesterol tinggi. Mengurangi garam (natrium) dalam makanan juga dapat menurunkan tekanan darah. Kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi meningkatkan risiko stroke.
2. Jaga Berat Badan Sehat
Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko stroke. Untuk mengetahui apakah berat badan Anda berada dalam kisaran sehat, dokter sering menghitung Indeks Massa Tubuh (BMI). Anda dapat menghitung BMI di kalkulator BMI CDC. Dokter juga bisa menggunakan pengukuran pinggang dan pinggul untuk mengukur lemak tubuh berlebih.
3. Lakukan Aktivitas Fisik Secara Teratur
Aktivitas fisik dapat membantu Anda menjaga berat badan sehat dan menurunkan kolesterol serta tekanan darah. Untuk orang dewasa, disarankan melakukan aktivitas aerobik intensitas sedang, seperti berjalan cepat, selama 2 jam 30 menit setiap minggu. Anak-anak dan remaja sebaiknya melakukan aktivitas fisik selama 1 jam setiap hari.
Baca Juga : Tips Sehat, 9 Cara Mencegah Stroke |
---|
4. Hindari Merokok
Merokok dapat meningkatkan risiko stroke secara signifikan. Jika Anda tidak merokok, jangan mulai merokok. Jika Anda merokok, berhenti merokok akan menurunkan risiko stroke. Dokter dapat menyarankan cara untuk membantu Anda berhenti merokok.
5. Batasi Konsumsi Alkohol
Hindari mengonsumsi alkohol dalam jumlah berlebihan, karena dapat meningkatkan tekanan darah. Pria sebaiknya tidak minum lebih dari dua gelas alkohol per hari, dan wanita tidak lebih dari satu gelas per hari.
6. Kontrol Kondisi Medis Anda
Bicarakan dengan dokter tentang langkah-langkah yang bisa Anda ambil untuk menurunkan risiko stroke. Jika Anda memiliki penyakit jantung, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, atau diabetes, Anda bisa mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko stroke.
7. Periksa Kolesterol
Dokter sebaiknya memeriksa kadar kolesterol Anda setidaknya sekali setiap 5 tahun. Jika kolesterol tinggi, obat dan perubahan gaya hidup dapat membantu menurunkan risiko stroke.
8. Kontrol Tekanan Darah
Tekanan darah tinggi biasanya tidak memiliki gejala, jadi pastikan untuk memeriksanya secara teratur. Bicarakan dengan tim kesehatan Anda tentang seberapa sering Anda perlu memeriksa tekanan darah.
Jika Anda memiliki tekanan darah tinggi, dokter mungkin akan meresepkan obat, menyarankan perubahan gaya hidup, atau merekomendasikan konsumsi makanan dengan kandungan natrium (garam) lebih rendah.
9. Kontrol Diabetes
Jika dokter mencurigai Anda mengalami gejala diabetes, dia mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan. Jika Anda menderita diabetes, periksa kadar gula darah secara teratur.
10. Obati Penyakit Jantung
Jika Anda memiliki kondisi jantung tertentu, seperti penyakit arteri koroner atau fibrilasi atrium (detak jantung tidak teratur), tim medis Anda mungkin akan merekomendasikan pengobatan atau prosedur bedah. Menjaga kesehatan jantung dapat membantu mencegah stroke.
11. Minum Obat Secara Teratur
Jika Anda mengonsumsi obat untuk mengobati penyakit jantung, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, atau diabetes, ikuti instruksi dokter dengan seksama. Jangan berhenti minum obat tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau apoteker.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat menurunkan risiko stroke secara signifikan. (Siti Laela Malhikmah)