Bisnis.com, JAKARTA - Aplikasi kencan online kehilangan daya tariknya ketika anak muda kini mulai bosan memakainya dan mencari alternatif lain dalam menjalin hubungan.
Dilansir dari livemint, para anak muda kini lebih suka memanfaatkan komunitas yang berpusat pada kelompok hobi sebagai platform baru untuk interaksi sosial.
Orang-orang yang sebelumnya lebih menyukai aplikasi kencan kini lebih memilih grup yang menawarkan kesempatan untuk bertemu orang-orang yang berpikiran sama di lingkungan yang tidak terlalu tertekan, sehingga membina hubungan yang tulus.
Menurut Pew Research Center, sekitar 10 persen kelompok heteroseksual telah bertemu pasangan jangka panjang mereka secara online.
Namun, bukti baru menunjukkan bahwa generasi muda mulai beralih dari aplikasi kencan, dengan 10 aplikasi kencan teratas di Inggris mengalami penurunan hampir 16 persen, menurut laporan yang diterbitkan oleh Ofcom pada November 2024.
BBC mengutip laporan Tinder kehilangan 5,94,000 pengguna, sementara Engsel turun 1,31,000, Bumble sebanyak 368,000, dan Grindr sebanyak 11,000.
Menurut studi Axios pada tahun 2023 terhadap mahasiswa AS dan Generasi Z lainnya, 79 persen mengatakan mereka tidak lagi menggunakan aplikasi kencan secara rutin.
Meskipun keanggotaan beberapa aplikasi kencan tampaknya menurun, platform berdasarkan minat yang sama menarik lebih banyak pengguna.
Menurut Danait Tesfay, 26, asisten pemasaran dari London, generasi muda mencari alternatif selain aplikasi kencan, “baik itu klub game atau lari atau klub ekstrakurikuler, tempat orang dapat bertemu orang-orang yang berpikiran sama dan pada akhirnya membina hubungan romantis”.
Misalnya, aplikasi kebugaran Strava kini memiliki 135 juta pengguna dan pengguna aktif bulanannya tumbuh sebesar 20 persen tahun lalu, menurut perusahaan tersebut.
Situs lain yang disebut “berbasis afinitas” juga mengalami pertumbuhan serupa: Letterboxd, tempat para penggemar film dapat berbagi ulasan, mengatakan bahwa komunitasnya tumbuh sebesar 50 persen tahun lalu.
Menurut laporan BBC, para lajang dapat menemukan satu sama lain melalui internet, sama seperti di era pra-internet, ketika pasangan mungkin bertemu di klub olahraga atau bioskop.
“Orang-orang selalu terikat karena ketertarikan yang sama, namun hal ini telah diberikan sentuhan digital melalui komunitas online ini,” ujar salah satu direktur Center for Love, Sex, and Relationships (CLSR) di Universitas Leeds.
“Semakin sulit membedakan antara perilaku yang ada di aplikasi kencan dan perilaku kencan di platform lain.”
