Mohammad Hatta / setneg.go.id
Relationship

Kisah Cinta Bung Hatta, Berikan Mas Kawin Buku 'Alam Pikiran Yunani'

Mia Chitra Dinisari
Senin, 11 Agustus 2025 - 10:10
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Mohammad Hatta merupakan salah satu pahlawan Indonesia yang terkenal dengan kecerdasannya.

Tokoh yang kerap dipanggil Bung Hatta ini dikenal sebagai sosok yang mencintai buku. Bahkan Bung Hatta pernah marah kepada pihak Belanda karena bukunya belum dimuat ke dalam kapal yang akan membawanya ke pengasingan.

Selain itu, beliau juga gemar menulis pemikirannya yang banyak dimuat dalam berbagai koran dan surat kabar pada masa itu. Hal inilah yang semakin mempertajam intelejensia dan pemikiran dari seorang Bung Hatta.

Dilansir dari laman museumkepresidenanri, dari pemikirannya inilah Bung Hatta sangat menitikberatkan filsafat untuk diajarkan kepada generasi muda calon pemimpin bangsa.

Bagi Bung Hatta, pelajaran filsafat penting sekali dalam meningkatkan kecerdasan berpikir, memperluas pandangan serta mempertajam pikiran. Hal itu diperlukan sebelum seseorang menguasai sebuah ilmu secara utuh dan lebih luas bidang ilmu lain.

Bung Hatta mendapatkan pendidikan barat dari sekolah-sekolah Belanda seperti HIS dan MULO. Di sekolah-sekolah Belanda ini beliau diajarkan filsafat barat. Pembelajaran filsafat ini kemudian berlanjut ketika beliau berkuliah di Negeri Belanda. Selain itu, beliau juga mempelajari filsafat secara otodidak dari buku-buku yang dibacanya.

Salah satu bukti Bung Hatta sangat erat dengan filsafat adalah tulisan beliau berjudul Alam Pikiran Yunani yang terbit pertama kali pada tahun 1941.

Buku ini merupakan buku yang ditulisnya semasa beliau diasingkan di Boven Digul dan Banda Neira. Bung Hatta memaparkan pemikiran filsuf-filsuf masa Yunani Kuno yang diketahuinya ke dalam buku Alam Pikiran Yunani.

Ketika dicetak untuk pertama kali, Alam Pikiran Yunani dibagi menjadi tiga jilid. Jilid pertama membahas paham filosofi sebelum Sokrates. Kemudian di jilid kedua berisi ajaran Sokrates, Plato dan Aristoteles. Terakhir di jilid ketiga berisi filosofi Grik yang telah berkembang.

Mas kawin jadi buku

Buku ini juga memegang peranan dalam kisah cinta Bung Hatta. Beliau berniat untuk memberikan buku Alam Pikiran Yunani ini sebagai maskawin pernikahannya dengan Ibu Rahmi Rachim. Hal ini tentu saja membuat orang tua Bung Hatta terkejut. Mak Gaek –sebutan Ibu Bung Hatta- merasa malu bila tidak ada perhiasan emas yang dijadikan maskawin.

Pada 18 November 1945, Hatta dan Rahmi menikah di sebuah villa di Megamendung, Bogor. Pernikahan mereka sederhana, dihadiri oleh keluarga dan sahabat dekat, termasuk Soekarno dan Fatmawati.

Sebagai mas kawin, Hatta memberikan buku "Alam Pikiran Yunani" yang ia tulis saat diasingkan di Digul. Sebuah simbol cinta yang mencerminkan kedalaman pemikirannya.Kado terbaik untuk orang terdekat

Hatta tak hanya cerdas, tapi juga romantis. Saat Rahmi melahirkan anak pertama, Hatta menemaninya dengan membawa roti buatannya sendiri. Ia juga selalu memberikan tempat terbaik di mobil untuk Rahmi.

Meskipun berbeda usia 24 tahun, Hatta dan Rahmi hidup bahagia bersama tiga putri mereka. Rahmi berkata, "Setiap kesempatan yang kami jalani bersama terasa indah dan berharga, seperti serangkaian permata yang berharga."

Namun, Bung Hatta tetap pada pendiriannya. Beliau tetap ingin agar Alam Pikiran Yunani menjadi maskawin pernikahannya. Bung Hatta memandang bahwa maskawin berupa buku hasil pemikirannya sendiri lebih berharga dari emas atau barang mewah apapun. Ibu Rahmi Rachim ternyata tidak mempermasalahkan dan senang menerima Alam Pikiran Yunani sebagai maskawin dari Bung Hatta. Kedua pasangan ini.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro