Sel kanker/reuters
Health

Kenali Gejala Kanker Anus yang Jarang Terjadi Namun Berbahaya

Redaksi
Kamis, 24 Oktober 2024 - 11:10
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu jenis kanker yang jarang terjadi, tetapi berbahaya adalah kanker anus.

Anal cancer atau biasa disebut kanker anus adalah kanker yang bermula di anus dan menyebar ke jaringan organ di sekitar anus.

Kanker anus terjadi ketika sel-sel tertentu di anus mulai tumbuh dan membelah secara tidak normal dan tidak terkendali.

Tumbuhnya sel-sel tersebut akhirnya menyebabkan tumor yang dapat menyumbat saluran dan menyebar ke organ-organ di sekitarnya.

Gejala kanker anus diperlihatkan melalui kondisi anus yang memiliki benjolan.

Selain itu, terdapat gejala-gejala lain, seperti pendarahan dari anus atau rektum, nyeri di sekitar anus, gatal pada anus, keluarnya cairan seperti nanah atau lendir dari anus, perubahan kebiasaan buang air besar, dan pembengkakan kelenjar getah bening di daerah anus atau pun selangkangan.

Dilansir dari health.com, beberapa faktor risiko kanker anus adalah:

1. Infeksi HPV

Menurut penelitian, sekitar 91% kanker anus yang terjadi di AS berkaitan dengan infeksi human papillomavirus atau HPV, infeksi menular seksual yang umum terjadi.

2. Memiliki banyak pasangan seksual

Orang yang memiliki banyak pasangan seksual cenderung memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker anus. Hal ini dikarenakan berganti-ganti pasangan dalam seks memiliki kecenderungan untuk tertular penyakit menular seksual atau HIV. Selain itu, seks anal juga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya kanker anus.

3. Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah

Orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah akan sulit untuk melawan infeksi sehingga meningkatkan risiko terkena kanker anus.

4. Merokok

Meskipun tidak berkaitan dengan bagian kelamin, merokok tetap bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker dimanapun letaknya.

5. Mengidap kutil anus dan kanker tertentu lainnya

Orang yang pernah memiliki kutil kelamin, kanker vagina, dan serviks memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker anus. Kemungkinan besar hal ini terjadi karena kutil anus dan kanker anus saling terkait dengan infeksi yang ada, seperti HPV.

Meskipun jarang terjadi, kanker anus tetap perlu diwaspadai. Jika tidak diobati, kanker anus dapat menyebar ke jaringan di dekatnya bahkan ke paru-paru atau hati.

Diagnosis ini kanker anus ini bisa dilakukan dengan tes endoskopi, seperti anoskopi untuk melihat anus dan rektum, sigmoidoskopi fleksibel untuk memeriksa tumor dan polip di anus dan rektum, dan kolonoskopi untuk memeriksa seluruh usus besar.

Dilansir dari my.clevelandclinic.org, terdapat 5 stadium kanker anus:

1. Tahap 0

Ada sel-sel abnormal di lapisan terdalam anus. Sel-sel abnormal tersebut tidak bersifat kanker, tetapi berpotensi menjadi kanker.

2. Tahap 1

Sel kanker mulai membentuk tumor dengan ukuran kurang lebih 2 sentimeter atau seukuran kacang tanah.

3. Tahap 2

Pada tahap ini, kanker anus dibagi menjadi dua stadium, yaitu stadium II A, di mana ada tumor yang lebih besar dari 2 sentimeter, tetapi lebih kecil dari 5 sentimeter. Yang kedua adalah stadium II B, di mana tumor berukuran 5 sentimeter atau seukuran jeruk nipis, tetapi belum menyebar ke seluruh anus.

4. Tahap 3

Tahap 3 juga dibagi menjadi tiga tahap, yaitu stadium III A, di mana tumor yang berukuran 5 sentimeter atau lebih kecil sudah menyebar ke kelenjar getah bening di anus atau selangkangan.

Yang kedua, stadium III B, di mana kanker anus menyebar ke organ terdekat, seperti vagina dan kandung kemih. Yang terakhir, stadium III C, di mana kanker di organ terdekat sudah menyebar ke kelenjar getah bening di dekat anus atau selangkangan.

5. Tahap 4

Ada kanker di kelenjar getah bening di daerah yang jauh dari anus, seperti paru-paru atau hati.

Seperti kanker lainnya, kanker anus bisa diatasi dengan terapi radiasi dan kemoterapi.

Selain itu, kanker anus dapat dioperasi dengan metode reseksi untuk mengangkat tumor kecil di anus yang belum menyebar atau operasi menggunakan metode reseksi abdominoperineal untuk mengangkat anus, rektum, dan sebagian kecil usus, tetapi operasi reseksi abdominoperineal ini hanya dilakukan jika perawatan lain tidak berhasil. (Jesslyn Samantha Rumiris Lumbantobing)

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro