Ilustrasi anak sakit demam/istimewa
Health

Kemenkes Targetkan 0 Kasus Gagal Ginjal Akut Akibat Obat

Mia Chitra Dinisari
Minggu, 6 November 2022 - 12:53
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kemenkes menargetkan kasus gagal ginjal akut akibat konsumsi obat sirup di Indonesia bisa ditekan hingga tidak ada lagi kasus baru.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan saat ini kasus gagal ginjal akut sudah turun drastis termasuk juga kasus kematiannya.

"Kita sudah berhasil menurunkan secara drastis kasus baru dan kasus kematian," ujar Menkes dalam keterangan yang diterima Bisnis.

Menkes menegaskan pemerintah harus mencoba menekan kasus baru karena obat ke level 0. Setiap ada kasus baru, katanya, perlu dikejar penyebabnya apa.

Menkes memaparkan kasus minggu lalu terjadi di tanggal 29 Oktober dan 1 November. Karena pasien masih saja mengkonsumsi obat sirup di apotik kota tier-2.

"Mohon bantuan para dinkes untuk mengontrol pemberian obat di apotik dan bidan kita. Tolong para dinkes bisa bantu komunikasi baik ke masyarakat maupun stakeholder (DPRD, organisasi masyarakat), dijelaskan bahwa sejak pelarangan obat-obatan sirup dan pemberian fomepizole. Agar masyarakat bisa lebih tenang," tutupnya.

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Muhammad Syahril mengungkapkan bahwa dalam seminggu terakhir, jumlah kasus baru Gangguan Ginjal Akut pada anak menurun signifikan.

''Penambahan kasus baru dan jumlah kematian setelah tanggal 18 Oktober 2022 menurun jauh dibandingkan dengan sebelum tanggal 18 Oktober 2022,'' kata Jubir Syahril dalam Konferensi Pers Update Penanganan COVID-19 dan Gangguan Ginjal Akut (AKI) di Indonesia pada Jumat (4/11).

Pihaknya menjelaskan bahwa penurunan kasus tidak hanya terjadi pada kasus harian, tapi juga terjadi pada kasus yang dirawat dan kasus kematian. Bahkan ada daerah yang seluruh kasusnya telah sembuh.

Menurut Jubir Syahril, penurunan kasus tersebut dipengaruhi beberapa hal. Salah satunya kebijakan pemerintah yang melarang memberikan obat sirup yang diduga mengandung unsur kimia EG dan DEG kepada anak.

Sebagai gantinya, masyarakat bisa memberikan obat dalam bentuk sediaan lain seperti tablet, kapsul, suppositoria (anal), atau lainnya.

Instruksi ini tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor SR.01.05/III/3461/2022 tentang Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) Pada Anak, yang di terbitkan pada 18 Oktober lalu.

Instruksi tersebut kemudian dilanjutkan dengan dikeluarkannya Surat Plt. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan No. HK.02.02/III/3515/2022 tanggal 24 Oktober 2022, tentang Petunjuk Penggunaan Obat Sediaan Cair/ Sirup pada Anak dalam rangka Pencegahan Peningkatan Kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA)/(Atypical Progressive Acute Kidney Injury).

''Pada akhir Agustus kan naik, setelah kita lakukan pengumuman dengan melarang penggunaan obat sirup atau cair, maka penambahan kasus baru maupun angka kematian menurun dengan drastis. Kalau kemarin kenaikan kasus bisa mencapai 75 sampai 100 pasien, tapi setelah tanggal 18 (Oktober) itu, hanya 4-5 kasus, dan akhirnya sampai saat ini dibawah 5 kasus,'' terang Jubir Syahril.

Penurunan tren kasus dan kematian, lanjut Jubir Syahril turut dipengaruhi oleh pemberian obat penawar GGA yakni Fomepizole yang diberikan secara gratis sebagai bagian dari terapi/pengobatan pada pasien GGA.

Obat tersebut telah diujicobakan pada pasien GGA yang dirawat di RSCM Jakarta. Hasilnya, sebagian besar pasien mengalami perbaikan yang signifikan.

Melihat perkembangan yang baik ini, Kemenkes terus berupaya mendatangkan obat injeksi Fomepizole dari berbagai negara sebagai langkah mitigasi penyakit GGA.

Hingga saat ini, tercatat 246 vial obat Fomepizole bantuan dari Jepang, Singapura dan Australia telah tiba di Indonesia, untuk selanjutnya didistribusikan ke rumah sakit rujukan di seluruh Indonesia.

''Kami sampaikan bahwa sekitar 87% Fomepizole injeksi adalah hibah gratis dan tidak ada komersialiasi, ini semata-mata untuk menyelamatkan anak-anak Indonesia dari GGA,'' terang Jubir Syahril.

Dia pun menjabarkan dari total donasi 246 vial Fomepizole, sekitar 146 vial telah didistribusikan ke 17 RS rujukan di Indonesia. Sementara sisanya, sekitar 100 vial Fomepizole akan dijadikan buffer stok pusat.

Sebagai informasi, berdasarkan data Kementerian Kesehatan per tanggal 3 November 2022 pukul 16.00 WIB, jumlah kasus GGA di Indonesia tercatat sebanyak 323 orang terdiri dari 99 kasus sembuh, 34 kasus dirawat dan 190 kematian.

Adapun 5 provinsi dengan jumlah kasus terbanyak diantaranya DKI Jakarta, Jawa Barat, Aceh, Jawa Timur, dan Sumatera Barat.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro