Sistem Kerja
Ada dua faktor yang dianggap penting, dalam pelaksanaan terapi plasma darah konvalesen ini.
Pertama, titer antibodi dari donor. Tentu wajar dan mudah dipahami, namanya hendak menyumbangkan, tentu harus kuat. Maka titer antibodi donor harus tinggi. Lebih tepat lagi sebenarnya adalah Daya Netralisasinya harus kuat.
Untuk calon donor TPK, tidak cukup dengan pemeriksaan rapid test antibodi menggunakan metode lateral (seperti tes kehamilan itu sebagai contoh mudahnya). Harus dengan metode khusus dihitung berapa kadarnya.
Sayangnya, belum ada patokan baku, berapa kadar minimal yang cukup. Secara internasional, angka patokannya juga masih bervariasi. Untuk Indonesia, buku panduan menetapkan angka minimal 1:320. Ini bila dengan metode dilusi.
Untuk kepastian angkanya, lebih tepat sebenarnya dengan mengukur Daya Netralisasi. Yang diukur dalam daya netralisasi ini tidak hanya satu jenis IgG dari protein tertentu, tapi semua antibodi dalam plasma calon donor. Bisa IgG, bisa juga IgA dan IgM, serta untuk beberapa jenis antigen dalam virusnya. Jadi tidak tunggal.
Standar BPOM untuk Indonesia, Daya netralisasi plasma calon donor adalah minimal 1:160. Pemeriksaan ini yang baru proses validasi di Kemenkes. Jadi belum bisa digunakan masyarakat.
Prinsip dasarnya: semakin tinggi kadar antibodinya, diharapkan daya netralisasinya juga makin kuat. Netralisasi ini adalah proses antibodi "menyelubungi" dan mengikat virus SARS CoV 2 penyebab covid sehingga tidak bisa berikatan dengan sel tubuh manusia. Selanjutnya virus itu dibersihkan oleh tentara sistem imun kita.
Untuk saat ini, karena tidak selalu bisa dilakukan uji-uji tersebut, maka selama terbukti ada antibodinya, entah seberapa, diambil plasmanya untuk TPK. Maka hasilnya juga bervariasi.
Faktor kedua adalah : waktu pemberian. Durasi waktu yang tepat adalah ketika pasien mengalami viral load tinggi. Maka pemberian TPK dengan kadar antibodi tinggi (dan daya netralisasi yang kuat) akan efektif membersihkan virus tersebut.
Dokter mengenal ada 3 tahapan dalam proses perjalanan penyakit covid. Di awal, virus yang berperan. Di tengah terjadi peralihan. Di akhir, response imun hebat yang menentukan. Maka pemberian TPK efektif pada fase awal tersebut. Tapi ketika sudah terjadi situasi hiperinflamasi oleh respon imun, efektivitas TPK menjadi berkurang signifikan.
Dokter akan menilai kondisi dan kebutuhan pasien terhadap TPK. Sejauh ini disepakati, TPK diberikan pada pasien dengan gejala sedang sebelum menjadi berat. Diperhatikan juga estimasi waktu sejak timbulnya gejala. Dokter yang menilainya.
Maka sebaiknya, keputusan pemberian TPK tetap oleh Dokter yang merawat. Sebaiknya dihindari, keluarga tergesa-gesa mencari dulu donor sebelum ada kejelasan dari Dokter yang merawat.