Bisnis.com, JAKARTA – Seorang ilmuwan Nigeria menghabiskan musim liburan di laboratoriumnya dalam rangka melakukan pengurutan genetik untuk mempelajari lebih lanjut varian Covid-19 di negaranya, seiring dengan meningkatnya kasus di negara tersebut.
Ahli virologi Nigeria Sunday Omilabu mengatakan informasi yang dikumpulkannya tentang varian tersebut akan membantu memerangi penyebaran penyakit Covid-19 di Nigeria, negara terpadat di Afrika dengan 196 juta orang.
“Varian yang ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan, mereka sangat berbeda dari varian yang ditemukan di Nigeria,” katanya seperti dikutip New York Post, Selasa (5/1/2021).
Omilambu yang merupakan Direktur Pusat Virologi Manusia dan Zoonotik di Lagos University College of Medicine and Teaching Hospital mengatakan bahwa negara itu mengalami lebih banyak infeksi Covid-19 beberapa waktu terakhir, tetapi belum pasti apakah ada varian baru yang lebih mudah menyebar.
Dia melanjutkan apa yang bisa dikatakan secara klinis adalah bahwa Nigeria memiliki lebih banyak orang yang terinfeksi dengan tanda dan gejala parah. Dia juga menyebut bagaimana satu orang dapat menyebarkan penyakit kepada empat atau lima anggota keluarga.
“Ini menunjukkan kepada kita bahwa sesuatu sedang terjadi. Ada lonjakan jadi kami merekamnya, tapi kami belum mengurutkan salah satu isolat itu untuk menentukan apakah peningkatan transmisi disebabkan oleh varian,” katanya.
Dia mengatakan bahwa Nigeria perlu memantau virus dan urutan genom sehingga memiliki lebih banyak informasi tentang virus seperti apa yang beredar. Setelahnya, mereka perlu melanjutkannya dengan pengawasan seberapa aktif virus tersebut di lingkungan.
Omilambu mengatakan karena pekerjaan laboratorium sedang dilakukan untuk mempelajari lebih lanjut tentang varian tersebut, warga Nigeria harus tetap waspada untuk menghindari penyebaran virus corona baru.
Direktur Regional World Health Organization (WHO) untuk Afrika Matshidiso Moeti mengatakan dengan varian Covid-19 yang muncul di Nigeria dan Afrika Selatan, negara-negara di kawasan itu perlu melakukan lebih banyak pengurutan genetik.
“Kemunculan varian baru Covid-19 adalah hal biasa. Namun, mereka dengan kecepatan penularan yang lebih tinggi atau kemungkinan peningkatan patogenisitas sangat memprihatinkan. Investigasi penting sedang dilakukan untuk memahami secara komprehensif perilaku virus mutan baru,” katanya.
Varian baru telah muncul ketika infeksi Covid-19 meningkat di 47 negara Afrika. Dalam sebulan terakhir, 10 negara yakni Aljazair, Botswana, Burkina Faso, Kongo, Kenya, Namibia, Nigeria, Afrika Selatan, dan Uganda telah melaporkan jumlah kasus baru tertinggi.
John Nkengasong, Direktur Africa Center for Disease Control and Prevention mengatakan varian virus baru di Afrika Selatan sekarang menjadi dominan di sana dan tampaknya lebih menular dari varian virus asli atau sebelumnya.
“”Varian adalah ciri khas dari virus RNA jenis ini. Semakin banyak kami melakukan pengurutan genom virus ini, semakin banyak varian yang kami lihat... kami tetap optimistis bahwa berbagai vaksin akan tetap efektif melawan varian ini,” katanya.