Bisnis.com, JAKARTA - Pneumonia masih menjadi ancaman terbesar kematian pada anak dsn balita Indonesia.
Ketua Unit Kerja Koordinasi Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia, dr. Nastiti Kaswandani, mengatakan pneumonia adalah penyebab kematian balita kedua di Indonesia setelah persalinan dengan prevalensi 14-16%.
Pneumonia merupakan penyakit radang paru akut, yang paling banyak disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur.
Dikatakan akut karena proses terjadinya pnemuonia berlangsung mendadak hanya dalam waktu beberapa hari. "Ini sebabkan kematian tinggi apabila tidak segera ditangani," ujarnya dalam diskusi virtual, Kamis (5/12/2020).
Pneumonia dianggap berbahaya karena karena terjadi di jaringan paru yang merupakan organ penting pertukaran oksigen. Pneumonia menyebabkan paru-paru terisi sel radang dan cairan hingga mneganggu fungsi pertukaran oksigen.
Akhirnya penderita kekurangan oksigen dan jika tidak segera ditangani bisa menyebabkan kematian.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua mengenali gejala pnemuonia pada anak. Gejala awal kata Nastiti yakni anak biasanya mengalami selesma atau common cold yang merupakan salah satu jenis infeksi saluran napas bagian atas (ISPA) berupa demam, batuk, dan pilek.
Orang tua perlu mencurigai anak terkena pneumonia apabila gejala tersebut, terutama demam tidak turun dalam waktu 2-3 hari.
"Tanda penting lainnya adalah anak terlihat nafasnya lebih cepat dari biasanya dan kesulitan bernapas atau sesak napas. Itu harus segera di bawa ke rumah sakit," tegasnya
Orang tua juga perlu mengenali faktor risiko anak dan balita rentan terkena pneumonia. Beberapa diantaranya seperti bayi lahir prematur, bayi dengan berat badan lahir rendah, anak yang mengalami gizi buruk, stunting, malnutrisi.
Kemudian anak yang tidak mendapatkan ASI eksklusif, kekurangan vitamin, terpapar polusi asap rokok.
"Asap rokok yang meningkatkan risiko pneumonia dan meningkatkan risiko kematian," sebut Nastiti.
Karenanya menurut Nastiti penting untuk menghindari faktor risiko tersebut untuk meningkatkan imunitas pada anak guna mencegah pneumonia. Penting juga untuk melengkapi imunisasi dasar dan tambahan pada anak. "Imunisasi harus ontime dan lengkap," pungkasnya.