Memasukkan sel hanyalah salah satu bagian dari mekanisme penularan di dunia nyata. Ada banyak faktor yang memengaruhi penularan seperti seberapa efisien virus meninggalkan tubuh dan seberapa stabil virus itu di lingkungan luar saat menunggu inang baru.
Sementara itu, sebuah penelitian yang diposting pada 26 Mei ke basis data pracetak medRxiv menemukan ada tiga versi berbeda dari SARS-CoV-2 yang beredar di wilayah Chicago pada pertengahan Maret lalu.
Penelitian tersebut dipimpin oleh Egon Ozer dan Judd Hultquist dari Northwestern University of Feinberg School of Medicine. Dari tiga jenis virus yang ada di Chicago, satu di antaranya cocok dengan yang ada di New York dan yang lainnya cocok dengan wilayah West Coast, dan cocok juga dengan China.
“Jenis virus datang dari dua arah ke seluruh dunia dan menampar Chicago, dan kami mendapatkan virus yang berasal dari China, kami pikir ini berkat bandara O’Hare yang menjadi pusat transportasi,” kata Hultquist kepada Live Science.
Clade di New York yang mengandung mutasi “G” dikaitkan dengan viral load yang lebih tinggi di saluran udara bagian atas daripada virus yang lebih dekat dengan strain asli Chin atau virus dengan varian “D”. Para peneliti di negara bagian Washington telah merilis temuan yang serupa.
Mereka mengisyaratkan peningkatan penularan karena tingkat virus yang lebih tinggi di saluran udara bagian atas mungkin diterjemahkan menjadi lebih banyak virus yang dipancarkan ketika orang bernapas dan berbicara.
Namun demikian, masih belum mungkin untuk mengatakannya dengan pasti. Para ilmuwan bahkan tidak tahu berapa banyak virion yang harus dihirup atau dimasukkan ke seseorang untuk terinfeksi virus tersebut dan mengidap penyakit Covid-19.