Bisnis.com, JAKARTA - Vaping merupakan salah satu alat pengganti rokok yang sedang booming dan semakin banyak dipakai banyak orang, bahkan bagi mereka yang sebelumnya bukan perokok.
Namun, di Singapura, vaping yang selama ini sudah dilarang akan ditindak lebih tegas, bahkan akan ditindak sebagai masalah narkoba.
Dalam pidatonya pada Rapat Umum Hari Nasional 2025, Perdana Menteri Lawrence Wong mengungkapkan bahwa Pemerintah Singapura akan mengambil tindakan yang jauh lebih tegas terhadap vaping, dengan menggelar latihan intensif yang melibatkan seluruh jajaran pemerintahan yang dipimpin oleh Kementerian Dalam Negeri (MHA) dan Kementerian Kesehatan (MOH).
PM Wong juga menyoroti ada bahaya yang lebih besar dari vaping. Pasalnya, belakangan banyak terlacak bahwa vape yang beredar mengandung zat berbahaya seperti etomidate, sejenis obat anestesi yang bisa membuat penggunanya mudah tertidur.
"Sekarang, vaping hanya mengandung etomidate. Di masa mendatang, vaping bisa saja menjadi sesuatu yang lebih buruk, lebih kuat, atau lebih berbahaya. Jadi, kita akan melakukan aksi yang lebih kuat terhadap vaping," ungkapnya.
Dia menyampaikan bahwa selama ini pemerintah Singapura hanya memperlakukan penggunaan vape seperti rokok biasa, dengan pelakunya hanya akan dikenakan denda.
Namun, PM Wong mengatakan bahwa aturan itu itu tidak lagi cukup, karena hingga kini masih banyak orang yang diam-diam tetap menggunakan vape.
Oleh karena itu, pihaknya akan memperlakukan vaping sebagai "masalah narkoba" dengan hukuman yang lebih berat.
"Ini berarti bisa membuat pelakunya mendapatkan hukuman penjara dan hukuman yang lebih berat bagi mereka yang menjual vape dengan zat berbahaya," kata PM Wong.
Bagi mereka yang kecanduan vaping, pengawasan dan rehabilitasi akan juga akan diberikan untuk membantu mereka berhenti. Pemerintah Singapura juga akan meningkatkan penegakan hukum di seluruh negeri dan akan menggelar "kampanye edukasi publik yang besar-besaran".
Kampanye tersebut akan dimulai di sekolah, Perguruan Tinggi, dan saat warganya menjalani Dinas Nasional.
"Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kesehatan akan memimpin upaya tersebut, tetapi ini akan menjadi upaya pelatihan yang kuat dari seluruh pemerintahan," ujar PM Wong.
Dilansir Mothership, vape kembali menjadi perbincangan hangat di Singapura dalam beberapa pekan terakhir lantaran ada yang mengandung zat berbahaya, terutama vape elektrik (Kpod) yang mengandung etomidate yang merupakan semacam obat anestesi.
Pada Juli 2025, Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung mengatakan Kementerian Kesehatan akan bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri untuk memasukkan etomidate sebagai obat Kelas C berdasarkan Undang-Undang Penyalahgunaan Narkoba.
Berdasarkan Undang-Undang Penyalahgunaan Narkoba, Ong mengatakan bahwa para pelanggar akan diperlakukan sama dengan mereka yang mengonsumsi narkoba seperti ganja atau kokain.
Ini artinya mereka yang kedapatan memiliki vape yang mengandung etomidate akan diawasi dan menjalani rehabilitasi wajib. Adapun, pelanggar berulang akan dituntut, dan ini berarti menghadapi hukuman penjara.
Sementara itu, untuk mendorong pengguna vape agar berhenti dan menyerahkan perangkat mereka, Otoritas Ilmu Kesehatan (HSA) Singapura meluncurkan inisiatif "Bin the Vape".
Kegiatan ini untuk mendorong para pengguna untuk membuang vapenya di tempat pembuangan sampah khusus berwarna merah, yang tersedia di 23 pusat komunitas yang ditunjuk di seluruh Singapura.
Kamera CCTV ditempatkan di dekat tempat pembuangan sampah untuk mencegah pencurian dan perusakan, dan tempat pembuangan sampah juga akan dikunci dan diamankan agar vape tidak dapat diambil kembali setelah dibuang.
HSA juga meyakinkan masyarakat bahwa mereka tidak akan melacak identitas siapa pun yang telah membuang vape mereka, dan tidak akan memberikan hukuman bagi mereka yang sudah membuang vape di tempat sampah khusus itu.