Ilustrasi pertemanan/linkedin
Relationship

Ciri-ciri Teman Toxic, Awas Dimanfaatkan!

Mia Chitra Dinisari
Kamis, 14 Agustus 2025 - 16:10
Bagikan

Ciri-ciri teman toxic

7. Melupakan Selektif

Melupakan selektif adalah taktik manipulatif di mana teman yang toxic dengan mudah "melupakan" perjanjian atau percakapan masa lalu. Mereka mungkin mengklaim Anda tidak pernah memberi tahu mereka sesuatu yang penting atau mengingkari komitmen sebelumnya. Kepura-puraan lupa ini dapat membuat Anda mempertanyakan ingatan dan keandalan Anda. Dr. Suzanne Degges-White, seorang konselor dan peneliti, mencatat bahwa taktik ini digunakan untuk mengalihkan tanggung jawab dan kendali. Dengan membuat Anda meragukan diri sendiri, mereka mempertahankan kekuasaan dalam persahabatan.

8. Mengalihkan Kesalahan

Teman yang manipulatif mungkin terus-menerus mengalihkan kesalahan kepada Anda, apa pun situasinya. Mereka memiliki kemampuan luar biasa untuk memutarbalikkan keadaan sedemikian rupa sehingga Anda akhirnya merasa bersalah. Dengan menghindari tanggung jawab, mereka memastikan Anda selalu menjadi orang yang meminta maaf dan memperbaiki keadaan. Taktik ini dirancang untuk membuat Anda tetap defensif, mempertanyakan apakah Anda benar-benar bersalah. Sadarilah bahwa tidak apa-apa untuk mempertahankan pendirian dan menolak menerima kesalahan yang tidak beralasan.

9. Membuat Anda Merasa Tidak Kompeten

Teman yang toksik mungkin secara halus membuat Anda merasa tidak cukup baik atau tidak mampu. Mereka mungkin menawarkan "bantuan" ketika tidak dibutuhkan, menyiratkan bahwa Anda tidak dapat menangani segala sesuatunya sendiri. Perilaku ini dimaksudkan untuk merusak kepercayaan diri Anda dan membuat Anda lebih bergantung pada mereka. Seiring waktu, Anda mungkin mulai meragukan kemampuan dan keputusan Anda. Sangat penting untuk memercayai diri sendiri dan

Mengingat kemampuan Anda.

10. Menghalangi Kekhawatiran Anda

Teman yang toksik mungkin mengabaikan atau mengabaikan kekhawatiran Anda, menolak untuk terlibat dalam percakapan yang bermakna. Taktik ini, yang dikenal sebagai _stonewalling_, menyulitkan Anda untuk membahas masalah atau menyelesaikan konflik. Dengan menutup dialog, mereka mempertahankan kendali dan menghindari tanggung jawab. Hal ini dapat menyebabkan perasaan frustrasi dan tidak berdaya, karena kekhawatiran Anda tidak didengar. Penting untuk menegaskan kebutuhan Anda akan komunikasi terbuka dan mengenali kapan saatnya untuk menjauh.

11. Membuat Anda Mempertanyakan Kewarasan Anda

Teman yang toksik mungkin mencoba meyakinkan Anda bahwa Anda terlalu banyak berpikir atau membayangkan sesuatu. Dengan tidak mengakui pengalaman Anda, mereka menciptakan keraguan tentang kewarasan dan persepsi Anda. Taktik ini sangat berbahaya karena menyerang rasa realitas dan kepercayaan diri Anda. Pertanyaan yang terus-menerus dapat menyebabkan kecemasan dan keraguan diri. Sangat penting untuk memercayai insting Anda dan mencari dukungan dari teman yang mengakui pengalaman Anda.

12. Menciptakan Drama

Teman yang toksik mungkin memicu drama untuk membuat Anda kehilangan keseimbangan dan mempertahankan kendali. Mereka mungkin membesar-besarkan situasi atau menyebarkan rumor, yang menyebabkan konflik yang tidak perlu. Kekacauan ini membuat Anda tetap terlibat dan fokus pada penyelesaian masalah, alih-alih mempertanyakan perilaku mereka. Hal ini juga mengalihkan perhatian Anda dari manipulasi mereka, membuat Anda terus-menerus stres. Pahami bahwa persahabatan yang sehat tidak tumbuh subur dalam drama dan konflik.

13. Menggunakan Rasa Bersalah Sebagai Senjata

Teman yang manipulatif mungkin menggunakan rasa bersalah untuk mengendalikan tindakan dan keputusan Anda. Mereka mungkin mengingatkan Anda tentang kebaikan atau pengorbanan di masa lalu, membuat Anda merasa berhutang budi kepada mereka. Rasa bersalah ini dapat digunakan untuk memanipulasi Anda agar melakukan hal-hal yang membuat Anda tidak nyaman atau tidak setuju. Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan kebencian dan hilangnya otonomi pribadi. Ingatlah bahwa persahabatan seharusnya didasarkan pada rasa saling menghormati, bukan rasa bersalah transaksional.

 

Halaman:
  1. 1
  2. 2
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro