Daging merah/cleveland clinic
Health

Ini 6 Makanan yang Harus Dihindari untuk Kurangi Risiko Kanker Kolorektal

Mutiara Nabila
Selasa, 12 Agustus 2025 - 10:08
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Kanker usus besar, juga dikenal sebagai kanker kolorektal, adalah salah satu jenis kanker paling umum pada pria dan wanita di seluruh dunia. Penyakit ini semakin umum, terutama di kalangan dewasa muda.

Dalam beberapa tahun terakhir, dokter telah menyaksikan tren yang mengkhawatirkan terkait dengan kanker usus besar, yang secara tradisional dianggap sebagai penyakit orang dewasa yang lebih tua, tetapi semakin menyerang orang di bawah usia 50 tahun.

Kanker kolorektal, juga dikenal sebagai kanker usus besar, adalah jenis kanker yang berkembang di jaringan usus besar atau rektum. 

Kanker ini adalah salah satu jenis kanker paling umum di seluruh dunia. Berdasarkan data GLOBOCAN 2020, di Indonesia kanker kolorektal menempati urutan ke-4 kasus baru terbanyak, dengan total 33.427 kasus baru. 

Angka ini juga menunjukkan kanker usus besar atau kolon menduduki peringkat ke-6 dengan 17.368 kasus dan penyebab kematian ke-8, sementara kanker rektum menjadi penyebab kematian ke-10. 

Berkat obesitas dan merokok, kanker usus telah menjadi penyebab utama meningkatnya angka kematian di kalangan dewasa muda.

Kanker usus besar dimulai di usus besar (kolon) dan sering berkembang dari gumpalan sel kecil non-kanker yang disebut polip. 

Meskipun riwayat keluarga dan usia berperan, pola makan Anda dapat membuat perbedaan besar dalam meningkatkan atau menurunkan risiko Anda. Namun, kabar baiknya adalah hal ini dapat dicegah.

Banyak faktor yang memengaruhi risiko Anda terkena kanker usus besar, dan pola makan adalah salah satu faktor terbesarnya. 

Oleh karena itu, apa yang Anda makan setiap hari memainkan peran penting dalam kesehatan usus besar Anda. Masalahnya, beberapa makanan dapat meningkatkan risiko Anda tanpa Anda sadari.

Apa itu kanker usus besar?

Kanker usus besar, juga dikenal sebagai kanker kolorektal jika mencakup rektum, berkembang di sel-sel yang melapisi usus besar. 

Biasanya kanker ini berawal sebagai polip jinak, yang dapat berubah menjadi kanker seiring waktu. Jika ditemukan sejak dini, kanker usus besar merupakan salah satu jenis kanker yang paling dapat diobati.

Beberapa faktor risiko umum kanker usus besar meliputi:

- Usia di atas 50 tahun

- Riwayat keluarga dengan kanker kolorektal

- Merokok dan mengonsumsi alkohol

- Obesitas dan kurang olahraga

- Pola makan yang tinggi daging olahan dan daging merah

Namun, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), faktor gaya hidup, terutama pola makan, dapat memengaruhi risiko kanker usus besar Anda. 

Mengonsumsi makanan tertentu terlalu sering dapat menyebabkan peradangan, merusak kesehatan usus, atau menyebabkan penambahan berat badan, yang semuanya dapat meningkatkan risiko Anda.

Berikut ini 6 makanan yang harus dihindari untuk mencegah kanker kolorektal:

1. Daging merah dan olahan

Salah satu kaitan yang paling kuat dalam penelitian kanker usus besar adalah hubungan antara konsumsi daging merah dan olahan dengan kanker kolorektal.

Yang harus dihindari antara lain daging sapi, babi, domba (terutama dalam jumlah besar), dan daging olahan seperti bacon, sosis, hot dog, ham, dan daging olahan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasikan daging olahan sebagai karsinogen Grup 1, yang berarti diketahui dapat menyebabkan kanker pada manusia. 

Daging merah diklasifikasikan sebagai Grup 2A, yang berarti kemungkinan bersifat karsinogenik. Zat besi heme dalam daging merah, bersama dengan nitrat dan nitrit dalam daging olahan, dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan usus besar seiring waktu.

2. Makanan goreng dan cepat saji

Makanan ini memang mudah ditemukan dan rasanya sangat lezat, tetapi ada beberapa tanda bahaya dalam makanan ini. 

Makanan goreng mungkin terasa lezat, tetapi mengandung banyak lemak jenuh, lemak trans, dan produk akhir glikasi lanjut (AGE), senyawa yang terbentuk ketika makanan dimasak pada suhu tinggi.

Yang harus dihindari antara lain kentang goreng, ayam goreng, camilan goreng tepung, burger cepat saji, dan sandwich.

Studi menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan goreng dan cepat saji sering dikaitkan dengan konsumsi makanan ultra-olahan, yang cenderung tinggi lemak tidak sehat, garam, dan gula tambahan, serta mungkin mengandung zat aditif yang dapat berdampak negatif pada kesehatan usus. 

Pola makan dengan tinggi konsumsi makanan goreng dikaitkan dengan peradangan kronis dan resistensi insulin, yang keduanya dapat berperan dalam perkembangan kanker usus besar. Selain itu, makanan goreng seringkali kekurangan serat, yang sangat penting untuk kesehatan usus besar.

3. Makanan manis dan karbohidrat olahan

Makanan manis dan karbohidrat olahan mungkin tampak tidak berbahaya, tetapi dapat menyebabkan obesitas, diabetes, dan peradangan kronis, yang semuanya merupakan faktor risiko kanker usus besar. 

Sebuah tinjauan sistematis dan meta-analisis menunjukkan bahwa konsumsi minuman manis (SSB) dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker usus besar sebesar 10%.

Yang harus dihindari terutama soda dan minuman manis, permen, kue kering, kue, roti putih, pasta, nasi, dan sereal sarapan manis.

Menurut studi, makanan-makanan ini meningkatkan kadar gula darah dan berkontribusi pada penumpukan lemak, terutama di sekitar perut. Lemak tubuh berlebih dapat meningkatkan kadar hormon tertentu yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker usus besar.

4. Alkohol

Konsumsi alkohol secara berlebihan merupakan faktor risiko lain yang umum diketahui untuk kanker usus besar. Bahkan konsumsi alkohol dalam jumlah sedang pun dapat meningkatkan risiko Anda, terutama jika dikombinasikan dengan kebiasaan merokok atau pola makan yang buruk.

Yang harus dihindari antara lain bir, anggur, koktail, dan minuman keras (terutama jika dikonsumsi setiap hari atau minum berlebihan).

Alkohol akan dipecah menjadi asetaldehida, zat kimia beracun yang dapat merusak DNA dan menyebabkan kanker. Konsumsi alkohol secara teratur juga mengganggu mikrobioma usus, sehingga melemahkan pertahanan alami sistem pencernaan Anda.

5. Makanan olahan tinggi

Makanan olahan biasanya tinggi garam, gula, dan lemak tidak sehat, tetapi rendah serat dan nutrisi. Mengonsumsi makanan ini secara teratur telah dikaitkan dengan kesehatan usus yang buruk dan risiko kanker yang lebih tinggi.

Yang harus dihindari antara lain camilan kemasan seperti keripik dan kerupuk, mi instan, makanan siap saji, pizza beku, dan keju olahan.

Menurut sebuah studi yang diterbitkan di BMJ menemukan hubungan positif antara konsumsi tinggi total UPF dan subkelompok UPF tertentu dengan risiko kanker kolorektal, terutama di kalangan pria.

6. Diet rendah serat

Meskipun bukan "makanan yang harus dihindari", kekurangan serat merupakan masalah utama dalam kesehatan usus besar. 

Serat membantu membuang limbah melalui usus besar dan memberi makan bakteri usus yang sehat. Menurut berbagai penelitian, asupan serat makanan yang tinggi, terutama dari sayur, buah, dan biji-bijian utuh, umumnya dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit ini.

Yang harus dihindari adalah pola makan yang kurang buah, sayur, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan terlalu bergantung pada makanan hewani atau makanan kemasan.

Pola makan rendah serat dapat menyebabkan pencernaan lebih lambat dan lapisan usus besar lebih rentan terhadap racun dan limbah, sehingga meningkatkan risiko perubahan berbahaya pada sel-sel usus besar.

Mengurangi makanan yang disebutkan di atas adalah langkah awal yang baik. Namun, apa yang sebaiknya Anda ganti dengan makanan tersebut? 

Berikut adalah makanan yang baik untuk usus dan melindungi usus besar yang dapat Anda sertakan dalam diet Anda:

- Buah dan sayur (terutama sayuran berdaun hijau tua, beri, dan sayuran seperti brokoli dan kembang kol)

- Biji-bijian utuh (beras merah, oat, roti gandum)

- Kacang-kacangan (buncis, lentil, kacang polong)

- Lemak sehat (alpukat, kacang-kacangan, minyak zaitun)

- Makanan fermentasi (yogurt, kefir, kimchi) untuk kesehatan usus yang lebih baik

Mengonsumsi makanan ini secara teratur dapat mengurangi peradangan, mendukung pencernaan, dan meningkatkan fungsi usus besar secara keseluruhan.

Penulis : Mutiara Nabila
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro