Bisnis.com, JAKARTA — Jepang, yang dikenal dengan para supercentenariannya, atau orang-orang yang berhasil menembus usia 100 tahun. Kini, negeri Matahari Terbit ini menemukan ikon umur panjang yang baru.
Di usia 114 tahun, Shigeko Kagawa mendapatkan penghargaan sebagai orang tertua di Jepang yang masih hidup setelah pendahulunya, Miyoko Hiroyasu, baru-baru ini meninggal dunia.
Jadi, apa rahasia umur panjang Shigeko Kagawa?
Shigeko Kagawa lahir pada 28 Mei 1911, di masa ketika Jepang mengalami perubahan besar.
Setelah menyelesaikan studinya di Osaka Women’s Medical College (sekarang Kansai Medical University), dia menekuni praktik medis di era ketika dokter perempuan masih langka.
Kagawa memulai praktiknya di usia 20-an, sebelum bergabung dengan staf rumah sakit di Osaka selama Perang Dunia II. Dia mengenang dengan sedih kehancuran total kota kelahirannya akibat serangan udara dan kematian tragis banyak orang.
Dia kemudian mengelola klinik keluarganya setelah perang, sambil menjalankan tugas sebagai dokter kandungan dan ginekolog. Dia selalu siap siaga, sehingga ia dapat segera membantu ibu hamil kapan pun mereka membutuhkan bantuan dalam keadaan darurat dan persalinan yang sulit sepanjang malam.
Kagawa mendedikasikan dirinya pada klinik dan pelayanan masyarakat, hingga usia 86 tahun ketika dia akhirnya pensiun.
Tak berhenti begitu saja, Kagawa memilih untuk tidak mengurangi kegiatannya setelah pensiun. Pada tahun 2021, di usianya ke-109 tahun, Ibu Kagawa mencapai rekor dunia sebagai pembawa obor Olimpiade tertua ketika dia berpartisipasi dalam Estafet Obor Tokyo.
Baca Juga 100 Tahun, Batik Oey Soe Tjoen Gelar Pameran Batik Tulis Tertua yang Diburu Kolektor Internasional |
---|
Berkat prestasinya yang luar biasa, media dunia memperhatikannya, sekaligus memotivasi semua orang tanpa memandang usia.
Kagawa menyelesaikan bagian estafetnya sambil duduk di kursi roda, tetapi senyum antusiasnya yang diiringi tekadnya yang teguh menjadikannya pusat perhatian.
Di usia senjanya, Kagawa memilih untuk tinggal bersama keluarganya di Prefektur Yamatokoriyama Nara setelah pensiun dari rumahnya. Setiap hari dia mengikuti jadwal standar yang mencakup membaca koran, mengikuti perkembangan berita, berlatih kaligrafi, dan menghabiskan dua hari di tempat penitipan anak per minggu.
Rutinitas hariannya meliputi mengonsumsi tiga porsi kecil makanan bergizi, sambil menjaga pikirannya tetap aktif.