Ilustrasi tabungan / dok. Freepik
Health

Orang Indonesia Pilih Hidup Mandiri dan Berkualitas daripada Umur Panjang

Mutiara Nabila
Kamis, 31 Juli 2025 - 10:20
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan keuangan, Manulife, baru-baru merilis hasil survei Asia Care Survey 2025 yang mengungkap perubahan signifikan dalam pandangan masyarakat Indonesia untuk menyongsong hari tua.

Survei ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia saat ini semakin memprioritaskan kualitas hidup dan kemandirian, termasuk kebebasan finansial, kesehatan fisik dan mental, serta kemampuan untuk hidup mandiri, dibandingkan sekadar panjang usia hidup.

Menurut survei tersebut, sebanyak 56% responden Indonesia menyatakan bahwa kebebasan finansial dan kemampuan untuk tetap aktif secara fisik, mental, dan sosial lebih penting daripada hidup lebih lama. 

Sedangkan, hanya 6% responden yang memilih “memaksimalkan usia hidup” sebagai harapan utama mereka di masa tua.

Lauren Sulistiawati, Presiden Direktur Manulife Indonesia, mengatakan bahwa konsep hidup sehat di usia lanjut telah berubah bagi masyarakat Indonesia. 

"Kini usia panjang bukan hanya soal bertahan hidup lebih lama, tetapi tentang bagaimana menjalani hidup yang bermakna dan mandiri," ujar Lauren dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (31/7/2025).

Selanjutnya, sebanyak 84% responden Indonesia sepakat bahwa menjadi sehat berarti mampu hidup mandiri dan melakukan hal-hal yang penting bagi mereka, bukan sekadar bebas dari penyakit. 

Hampir 64% dari kelompok usia 25–44 tahun sudah mulai mengalami masalah kesehatan fisik atau mental yang mempengaruhi gaya hidup mereka.

Meskipun begitu, 82% responden merasa upaya menjaga kesehatan yang mereka lakukan sudah cukup, angka ini 20% lebih tinggi dari rata-rata di Asia. 

Namun, survei juga menunjukkan bahwa langkah pencegahan dan pemantauan kesehatan yang dilakukan masih belum merata dan belum menyeluruh.

Di sisi lain, survei ini juga mengungkapkan ketidaksesuaian antara persepsi dan kenyataan terkait kesiapan pensiun di kalangan masyarakat Indonesia. 

Meskipun 76% responden yakin bahwa mereka sudah berada di jalur yang tepat dalam mempersiapkan dana pensiun yang cukup, ternyata hampir setengah dari responden mengakui bahwa jika mereka kehilangan pekerjaan tetapnya hari ini, mereka hanya akan sanggup bertahan selama kurang dari setahun tanpa bantuan orang lain.

Meskipun jelas ada kebutuhan untuk mengembangkan kekayaan sebagai bekal pensiun, 73% responden Indonesia masih sangat mengandalkan uang tunai dan simpanan bank, yang porsinya secara rata-rata mencapai 49% dari total kekayaan mereka. 

"Pendekatan konservatif ini dapat membatasi pertumbuhan jangka panjang, karena imbal hasilnya yang relatif lebih rendah," ungkap Lauren.

Menurutnya, menyimpan uang tunai secara berlebihan dan keengganan untuk berinvestasi pada instrumen yang memiliki potensi pertumbuhan, mencerminkan kebutuhan dalam literasi keuangan dan kurangnya kepercayaan diri. 

"Tanpa arahan atau bantuan yang tepat, banyak orang kehilangan kesempatan untuk membangun kekayaan jangka panjang dan menjamin masa depan mereka. Oleh karena itu, penting mencari pendampingan profesional agar mampu membuat keputusan berdasarkan informasi, menyeimbangkan risiko dan imbal hasil untuk mencapai tujuan keuangan dan kemandirian, serta kualitas hidup yang lebih baik di masa pensiun,” kata Afifa, CEO dan Presiden Direktur, Manulife Aset Manajemen Indonesia.

Penulis : Mutiara Nabila
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro