Bisnis.com, MALANG - BRI Jazz Gunung Series 1 di Bromo berhasil diselenggarakan dengan meriah pada Sabtu, 19 Juli 2025. Sajian acara yang memadukan keindahan alam pegunungan yang sejuk dengan harmoni musik jazz yang memukau. Ribuan penonton memadati Amphiteater Jiwa Jawa, menikmati alunan musik dalam suasana pegunungan Bromo yang bersuhu sekitar 7 derajat Celcius.
Dimulai dengan Pembukaan Pameran Seni Budaya yang Komprehensif
Rangkaian acara BRI Jazz Gunung Series 1 dimulai sejak pukul 12.00 siang, diawali dengan konferensi pers yang dihadiri oleh para founder Jazz Gunung, Bapak Sigit Pramono dan Butet Kertaradjasa, Rektor ISI Yogyakarta Bapak Irwandi, Kurator Visual Art Exhibition Dr. Mikke Susanto, serta Kurator Jazz Gunung Dewa Budjana dan Bintang Indrianto.
Turut hadir juga Wahyuningtyas Kurniawati yang mewakili Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai sponsor utama. Wakil dari para pengisi acara seperti Candra Darusman, Aminoto Kosin, Sri Hanuraga, Jason Mountario, Maria Tri Sulistyani dari Papermoon Puppet Theatre, Jamie Aditya, serta Fafan dari Kua Etnika juga turut memeriahkan sesi ini.
Acara kemudian dilanjutkan dengan seremoni penandatanganan kerja sama kesenian dan budaya antara ISI Yogyakarta dan Jiwa Jawa Resort, yang diwakili oleh Bapak Irwandi dan Bapak Sigit Pramono.
Pengunjung, para wartawan yang hadir, juga diajak berkeliling meninjau area Visual Art Exhibition yang dilengkapi dengan pameran kerajinan dan kuliner UMKM di area Jiwa Jawa Resort. Pameran seni dan budaya ini menegaskan visi BRI Jazz Gunung Series untuk menjadi sebuah festival seni dan budaya yang "lebih lengkap". Pameran tersebut akan dibuka untuk umum hingga 26 Juli 2025, dan tak berbayar.
Lalu, penampilan musik dimulai pukul 15.00 WIB dengan suguhan energik dari Emptyyy, grup muda asal Jakarta yang beranggotakan Rega Dauna (harmonica), Mikail Alrabbdia (electric guitar), dan Karel William (drums).
Mereka membawakan enam lagu, termasuk "New Normal", "Art of Doing Nothing", serta cover "Cantaloupe Island" (Herbie Hancock) dan re-arrangement "Black Hole Sun" (Soundgarden). Penampilan pembuka ini berhasil memanaskan suasana dan menyambut penonton yang terus berdatangan memenuhi amfiteater berkapasitas 2000 kursi.
Perpaduan Jazz, Blues, Etnik, hingga Pop Penuh Semangat
Jamie Aditya, mantan VJ MTV, menyegarkan suasana dengan nuansa jazz dan blues era 50-an hingga 60-an, diselingi sentuhan rock and roll. Bersama The Mezzrollers Band, Jamie Aditya membawakan 13 lagu, termasuk "Once is Never Too Old to Swing", "Sweet Marijuana Brown", dan ditutup dengan encore "Hey Bartender". Ia didukung oleh musisi jazz berpengalaman seperti Cendi Luntungan (drums), Doni Sundjoyo (upright bass), Nial Djuliarso (keyboard), dan Eugene Bounty (saxophone).
Selanjutnya, grup musik "tuan rumah", Kua Etnika, yang telah menjadi identitas khas Jazz Gunung sejak edisi perdana, tampil membawakan tujuh lagu, termasuk "Matahari", "Swarna", dan "Samukawise".
Penampilan ini terasa istimewa mengingat 19 Juli adalah tanggal kelahiran mendiang Djaduk Ferianto, salah satu inisiator dan pendiri Jazz Gunung bersama Sigit Pramono dan Butet Kertaradjasa.
Seusai kemeriahan yang dihidangkan Kua Etnika, yang datang dari Yogyakarta. Giliran berikut adalah empat talenta muda berbakat asal ibukota, Jakarta. Mereka memilih nama, Love Is, yang beranggotakan Jason Mountario (bassist), Sri Hanuraga (keyboardist), Kelvin Andreas (drummer), dan Rainer James (saxophonist).
Mereka membawakan enam lagu, seperti "Fetus Fantas", “Hush Hunt”, Beautiful Breed”. Berikut ada “Twin Terminal”, “Made to Believe” dan "Kindergarten", dengan perspektif jazz yang lebih luas dan mendalam.
Salah satu headliner penting, Karimata, kemudian tampil dengan formasi Candra Darusman dan Aminoto Kosin (keyboardist/song writer), didukung Budhy Haryono (drummer), Indro Hardjodikoro (bassist), Dony Koeswinarno (saxophonist/flutist), dan Noldy Benyamin Pamungkas (guitarist). Mereka membawakan 10 lagu, termasuk di antaranya "Dahaga", "Relief", dan "Gringgo". Lalu juga ada “Kharisma”, “Why Not”, “Cenderamata”.
Suasana semakin jazzy dan meriah saat penyanyi asal kota Malang, Windy Triadi diundang secara khusus untuk turut tampil. Windy membawakan tiga lagu populer Karimata, "Masa Kecil", “Hari Ini Milik Kita” dan “Kisah Kehidupan”.
Puncak acara gelaran BRI Jazz Gunung Series 1 Bromo ditutup oleh penampilan RAN yang energik. Rayi (vokalis, rapper), Asta (gitaris), dan Nino (vokalis) yang merupakan frontliner RAN, tetap setia dengan warna musik pop yang diperkaya nuansa RnB, jazz, dan soul.
Tak heran jika kemudian ribuan penonton ikut bernyanyi, bergoyang, dan melompat-lompat mengikuti lagu-lagu populer RAN seperti "Hey Tunggu Dulu", "Selamat Pagi", "Sepeda", "Masih Takut Mencinta".
Suasana semakin pecah tatkala dua lagu penutup yang paling dinanti para penonton malam itu yakni "Dekat di Hati" dan "Pandangan Pertama" menjadi closing manis dari rangkaian BRI Jazz Gunung Series 1 Bromo 2025.