Bisnis.com, JAKARTA - Infeksi adalah salah satu penyakit yang paling sering menyerang manusia.
Infeksi bisa disebabkan oleh bakteri dan virus, dan kadangkala mungkin Anda bingung apa yang menyebabkan Anda sakit atau terinfeksi.
Apalagi, gejalanya sering kali terasa sama: demam, sakit tenggorokan, kelelahan. Nah, meskipun beberapa penyakit mungkin memiliki ciri-ciri yang sama, infeksi virus berbeda dengan infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
Infeksi bakteri vs infeksi virus
Dilansir dari timesofindia, kedua infeksi ini disebabkan oleh mikroba, yang berbeda dalam hal struktur, perilaku, dan pengobatan. Infeksi bakteri disebabkan oleh bakteri, yang merupakan mikroorganisme kecil yang terdiri dari satu sel. Mereka dapat hidup secara mandiri di dalam tubuh atau lingkungan.
Banyak bakteri yang tidak berbahaya atau bahkan bermanfaat. Namun, beberapa dapat menyebabkan penyakit seperti radang tenggorokan, infeksi saluran kemih, dan tuberkulosis. Infeksi ini biasanya diobati dengan antibiotik.
Infeksi virus, di sisi lain, disebabkan oleh virus, yang merupakan mikroorganisme yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan bakteri. Virus bersifat parasit, yang berarti mereka tidak dapat bertahan hidup atau bereproduksi tanpa sel inang. Virus menyerang sel-sel sehat dan menggunakannya untuk berkembang biak, yang sering kali menyebabkan penyakit seperti flu biasa, COVID-19, dan cacar air. Namun, bagian terburuk dari infeksi virus adalah mereka tidak merespons antibiotik.
Baik infeksi bakteri maupun virus memiliki gejala yang sama, sehingga sulit untuk membedakan keduanya. Namun, beberapa perbedaan memberikan petunjuk. Misalnya, infeksi virus sering kali memiliki kombinasi gejala seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, kelelahan, dan nyeri tubuh, yang biasanya muncul secara bertahap dan membaik dalam seminggu hingga 10 hari.
Di sisi lain, infeksi bakteri lebih terlokalisasi dan intens. Infeksi bakteri sering kali menyebabkan demam yang lebih tinggi dan lebih persisten dan dapat memburuk seiring waktu tanpa pengobatan.
Cara mengetahui apakah itu virus atau bakteri
Dokter dapat mendiagnosis berdasarkan pemeriksaan fisik, riwayat medis, dan gejala. Jika gejala saja tidak meyakinkan, tes diagnostik sangat penting.
Misalnya, kondisi seperti campak atau cacar air dapat didiagnosis dari pemeriksaan fisik sederhana; namun, demam, terutama yang bersifat musiman, di tengah COVID-19 mungkin memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Sampel darah, lendir, urine, atau tinja, antara lain, akan diambil untuk menentukan penyebab kondisi Anda.
Sampel yang harus diambil sangat bergantung pada penyakit Anda. Usap tenggorokan dapat mendeteksi bakteri Streptococcus pada kasus radang tenggorokan, sementara tes darah atau kultur mengidentifikasi bakteri pada ISK atau infeksi aliran darah. Untuk infeksi pernapasan, rontgen dada atau kultur dahak dapat membedakan pneumonia bakteri dari bronkitis virus. Alat canggih, seperti tes reaksi berantai polimerase (PCR), dapat mendeteksi DNA virus atau bakteri tertentu, dan juga memberikan akurasi yang tinggi.
Pengobatan dan cara pencegahan
Pengobatan didasarkan pada jenis infeksi. Infeksi virus biasanya sembuh dengan istirahat, minum banyak air, dan mengonsumsi obat pereda gejala yang dijual bebas, karena antibiotik tidak efektif melawan virus.
Infeksi bakteri, di sisi lain, memerlukan antibiotik, tetapi hanya jika sudah dipastikan.
Cara agar tetap aman
- Lakukan cuci tangan dengan sabun dan air.
- Jauhkan tangan dari wajah.
- Jauhi orang yang sakit dan hindari orang lain jika Anda sakit.
- Kebersihan pribadi.
- Patuhi aturan keamanan pangan.
- Ambil tindakan pencegahan selama musim flu musiman dan ikuti juga panduan yang diberikan oleh pihak berwenang.