Bisnis.com, JAKARTA — Kasus penyakit jantung bawaan pada anak di Indonesia masih tinggi. Di samping faktor risiko yang belum banyak diketahui, penanganan tepat pada penyakit ini juga masih menghadapi banyak tantangan.
Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tercatat per 2024, ada sekitar 50.000 bayi lahir dengan penyakit jantung bawaan (PJB) setiap tahunnya, dengan sekitar 12.000 kasus diantaranya tergolong kritis.
Namun, kapasitas layanan intervensi (bedah dan non-bedah) saat ini hanya mampu menangani sekitar 7.500 kasus per tahun dengan perincian SI (Surgical Intervention) sebanyak 3.140 kasus dan NSI (Non-Surgical Intervention) sebanyak 4.363 kasus.
Data ini juga belum menyeluruh, hanya bersumber total dari 18 provinsi di mana dilaporkan oleh para dokter spesialis anak dan spesjalis jantung anak berada.
Untuk mencegah atau bisa menangani dengan cepat dan tepat, orang tua perlu mengetahui bahwa penyakit jantung bawaan adalah masalah pada struktur jantung yang dimiliki anak sejak lahir.
Beberapa penyakit jantung bawaan pada anak bersifat sederhana dan tidak memerlukan perawatan. Namun, sebagian lainnya mungkin lebih kompleks, sehingga anak mungkin memerlukan beberapa operasi selama beberapa tahun.
Penyakit jantung bawaan yang serius biasanya dapat ditemukan segera setelah lahir atau selama beberapa bulan pertama kehidupan. Adapun, gejalanya dapat meliputi:
- Bibir, lidah, atau kuku jari berwarna abu-abu pucat atau biru. Bergantung pada warna kulit, perubahan ini mungkin lebih sulit atau lebih mudah terlihat.
- Pernapasan cepat.
- Pembengkakan pada kaki, perut, atau area di sekitar mata.
- Sesak napas saat menyusui, yang menyebabkan berat badan tidak bertambah.
Sementara, penyakjt jantung bawaan yang ringan bisa jadi tidak menimbulkan gejala saat masih bayi, tapi bisa ditemukan di kemudian hari di masa kanak-kanak.
Gejala penyakit jantung bawaan pada anak yang lebih besar dapat meliputi:
- Mudah sesak napas saat berolahraga atau beraktivitas.
- Sangat mudah lelah saat berolahraga atau beraktivitas.
- Sering pingsan saat berolahraga atau beraktivitas.
- Pembengkakan di tangan, pergelangan kaki, atau telapak kaki
Kebanyakan kelainan jantung bawaan terjadi akibat perubahan yang terjadi sejak awal saat jantung bayi berkembang sebelum lahir.
Meski belum diketahui secara pasti penyebab penyakit jantung bawaan, terdapat beberapa faktor risiko memurut studi, yang diduga kuat menjadi penyebab, berikut ini:
1. Rubella: Mengidap rubella selama kehamilan dapat menyebabkan perubahan pada perkembangan jantung bayi. Tes darah yang dilakukan sebelum kehamilan dapat menentukan apakah Anda kebal terhadap rubella. Vaksin tersedia bagi mereka yang belum memiliki kekebalan.
2. Diabetes: Kontrol gula darah yang cermat sebelum dan selama kehamilan dapat mengurangi risiko kelainan jantung bawaan pada bayi. Diabetes yang berkembang selama kehamilan disebut diabetes gestasional. Umumnya, hal ini tidak meningkatkan risiko kelainan jantung pada bayi.
3. Konsumsi obat: Mengonsumsi obat-obatan tertentu selama kehamilan dapat menyebabkan penyakit jantung bawaan dan masalah kesehatan lainnya yang muncul saat lahir. Obat-obatan yang terkait dengan kelainan jantung bawaan meliputi litium (Lithobid) untuk gangguan bipolar dan isotretinoin (Claravis, Myorisan, dan lainnya), yang digunakan untuk mengobati jerawat. Selalu beri tahu tim perawatan kesehatan Anda tentang obat-obatan yang Anda konsumsi.
4. Minum alkohol selama kehamilan: Minum alkohol selama kehamilan meningkatkan risiko cacat jantung bawaan pada bayi.
5. Merokok: Jika Anda merokok, berhentilah. Merokok selama kehamilan meningkatkan risiko cacat jantung bawaan pada bayi.
6. Genetika: Penyaktit jantung bawaan bisa saja terjadi dalam keluarga, yang berarti diwariskan. Perubahan gen telah dikaitkan dengan masalah jantung yang muncul saat lahir. Misalnya, orang dengan sindrom Down sering kali lahir dengan kondisi penyakit jantung.
Lantas kapan harus dibawa ke dokter?
Penyakit jantung bawaan yang serius sering kali bisa didiagnosis sebelum atau segera setelah seorang anak lahir.
Apabila Anda menduga bayi Anda mengalami gejala dan menduga ada kondisi jantung bawaan, segera hubungi dokter anak Anda.