Bisnis.com, JAKARTA — PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) melalui anak usahanya yaitu PT Global Onkolab Farma (GOF), melakukan perluasan fasilitas produksi produk onkologi untuk menggenjot produksi obat kanker dari dalam negeri.
Berdasarkan data Kemenkes, kanker adalah penyebab kematian ketiga terbesar di Indonesia. Adapun, data Global Cancer Observatory (Globocan) menyebutkan terdapat lebih dari 408.661 kasus baru dan hampir 242.099 kematian di Indonesia pada 2022.
Data yang sama menyebutkan bahwa kanker payudara, kanker leher rahim, kanker paru, kanker kolorektal, dan kanker hati sebagai lima jenis kanker yang paling banyak merenggut nyawa.
Oleh karena itu, PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui anak usahanya yaitu PT Global Onkolab Farma (GOF), menjawab isu ini dengan membangun perluasan fasilitas produksi produk onkologi.
Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk. Irawati Setiady, menjelaskan bahwa perluasan fasilitas produksi produk onkologi PT Global Onkolab Farma menjadi wujud komitmen Kalbe terkait optimalisasi penanganan kanker di Indonesia.
"Kami melakukan perluasan secara komprehensif, baik dari sisi sediaan produk, kapasitas produksi, hingga teknologi. Kami meyakini langkah inovatif ini dapat memperluas akses kesehatan serta ketahanan kesehatan yang lebih kuat,” papar Irawati pada Peresmian Perluasan GOF, Kamis (22/5/2025).
Perluasan fasilitas produksi produk onkologi GOF juga diresmikan oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar ditandai dengan penyerahan Sertifikat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) serta persetujuan NIE (Nomor Izin Edar) untuk lima obat Kalbe Group.
"Ini jadi wujud langkah BPOM melakukan percepatan proses registrasi perizinan. Harapannya dengan perluasan fasilitas ini bisa menambah variasi dengan obat-obat baru yang akan diproduksi," ungkapnya.
Dengan perluasan fasilitas produksi Kalbe dapat memastikan ketersediaan terapi kanker di antaranya obat injeksi cair, beku kering (freeze-dried), tablet, dan kapsul keras dengan kapasitas total sebesar 5 juta vial sediaan steril dan 50 juta unit tablet atau kapsul untuk sediaan solid yang dapat digunakan untuk kemoterapi, terapi hormon, dan terapi target untuk pasien kanker di Indonesia.
Hal ini juga menjadikan GOF sebagai fasilitas produksi obat terapi target pertama di Indonesia.
Sebelumnya, produk yang tersedia dari Kalbe hanya injeksi cair beku kering dan tablet dan kemampuan kapasitas produksinya adalah 2 juta vial sediaan steril dan 25 juta tablet untuk sediaan solid.
Selain menambah kapasitas, Kalbe juga mengedepankan penggunaan teknologi terkini yaitu isolasi proses, proses pengisian produk aseptis dengan lengan robot, dan sistem monitoring control secara online sesuai prinsip SMART Manufacturing (Small Manufacturing with Advance and Reliable Technologies) untuk menjamin kualitas serta keamanan produk bagi pasien.
"Teknologi ini ramah lingkungan, terutama dalam upaya mengurangi limbah B3 karena kemampuan isolasi prosesnya bisa menekan potensi cemaran dari mesin sehingga penggunaan pakaian pelindung pun lebih efisien," lanjut Ira.
Direktur Kalbe Farma Mulia Lie menambahkan ke depannya, Kalbe dan GOF akan tetap berinovasi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak agar dapat mencapai optimalisasi penanganan kanker dan ketahanan kesehatan.
"Harapannya ini juga memicu perusahaan kesehatan lain untuk berkolaborasi dan berinovasi sehingga Indonesia bisa mencapai kemandirian secara menyeluruh di bidang kesehatan," katanya.