Akibat dari Duck Syndrome
Jika tidak ditangani, Duck Syndrome dapat berdampak negatif bagi kesehatan mental dan kehidupan sehari-hari.
1. Gangguan kesehatan mental
Kecemasan, stres, dan depresi dapat berkembang seiring tekanan internal yang tidak diungkapkan atau dikelola dengan baik.
2. Burnout atau kelelahan ekstrem
Upaya terus-menerus untuk mempertahankan citra sempurna dapat menyebabkan kelelahan mental dan fisik yang parah.
3. Kehilangan motivasi
Ketika seseorang merasa segala upaya yang dilakukan tidak pernah cukup, mereka bisa kehilangan motivasi untuk melanjutkan aktivitas yang sebelumnya mereka sukai.
• Rendahnya kepercayaan diri
Ironisnya, meski tampak percaya diri di luar, mereka justru sering meragukan kemampuan diri sendiri.
Cara Pencegahan Duck Syndrome
Meskipun tekanan hidup tidak dapat dihindari, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah atau mengurangi risiko Duck Syndrome.
1. Terbuka terhadap perasaan sendiri
Mengenali dan menerima perasaan negatif sebagai bagian dari kehidupan adalah langkah awal yang penting. Menyadari bahwa tidak apa-apa untuk merasa lelah atau tidak sempurna dapat membantu meringankan tekanan batin.
2. Berani meminta bantuan
Mencari dukungan dari teman, keluarga, atau konselor bukanlah tanda kelemahan, melainkan keberanian untuk peduli terhadap diri sendiri.
3. Kurangi ekspektasi yang tidak realistis
Menetapkan tujuan yang realistis dan mengizinkan diri untuk gagal sesekali adalah cara sehat untuk menjaga keseimbangan mental.
4. Luangkan waktu untuk istirahat
Mengambil waktu untuk relaksasi dan kegiatan yang menyenangkan penting untuk menjaga kesehatan mental dan mencegah burnout.
5. Bangun sistem pendukung yang sehat
Dikelilingi oleh orang-orang yang memahami dan mendukung tanpa menghakimi dapat memberikan ruang aman untuk berbagi dan tumbuh.
Duck Syndrome menjadi pengingat bahwa tidak semua yang terlihat baik-baik saja benar-benar dalam kondisi baik. Di era media sosial dan standar kesuksesan yang kian tinggi, penting untuk membudayakan kejujuran emosional dan saling peduli.
Menerima bahwa manusia memiliki batas adalah langkah awal menuju kesehatan mental yang lebih baik. Tidak perlu menjadi “bebek sempurna” yang tampak tenang di permukaan jika harus mengayuh tanpa henti di dalam hati. Lebih baik menjadi manusia yang utuh dengan segala kelebihan dan kekurangannya. (Mianda Florentina)