Bisnis.com, JAKARTA- Setiap orang mungkin pernah merasa tidak nyaman berada di lingkungan yang berantakan.
Namun, bagi sebagian individu, ketidakteraturan bukan hanya sekadar gangguan, melainkan sumber ketakutan yang sangat besar. Kondisi ini dikenal sebagai ataxophobia, yaitu ketakutan ekstrem terhadap kekacauan atau ketidakteraturan.
Apa itu Ataxophobia?
Dilansir dari my.clevelandclinic.org, Jumat (25/4/2025), ataxophobia adalah ketakutan ekstrem terhadap ketidakteraturan atau kekacauan. Orang yang mengalami ataxophobia merasa sangat tertekan saat berada di lingkungan yang tidak rapi.
Orang-orang yang mengalami ataxophobia bisa merasakan kecemasan hanya dengan membayangkan berada dalam situasi yang penuh dengan kekacauan atau ketidakteraturan.
Apa Penyebab Ataxophobia?
Dilansir dari fearof.net, penyebab pasti dari ataxophobia belum diketahui secara pasti oleh para profesional. Namun, tampaknya orang yang memiliki gangguan kecemasan lebih rentan mengalaminya.
Selain itu, individu yang memiliki anggota keluarga dengan ataxophobia atau gangguan kecemasan lainnya juga berisiko lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi ini.
Orang yang pernah mengalami trauma atau pengalaman negatif yang berkaitan dengan kebersihan atau keteraturan juga lebih mungkin untuk mengalami ataxophobia.
Beberapa gangguan yang berkaitan dengan kecemasan seperti Obsessive Compulsive Disorder (OCD), Generalized Anxiety Disorder (GAD), Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD), dan germaphobia (takut terhadap kuman) juga dapat meningkatkan risiko terkena ataxophobia.
Apa Saja Pendekatan Pengobatan yang Umum untuk Ataxophobia?
Dilansir dari qwarkhealth.com, pendekatan pengobatan yang umum untuk ataxophobia meliputi psikoterapi, seperti terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi pemaparan (exposure therapy), serta penggunaan obat-obatan.
Dalam CBT, individu belajar untuk mengidentifikasi dan menantang pikiran serta keyakinan negatif mereka mengenai kekacauan dan kehilangan kontrol, sekaligus mengembangkan strategi coping dan teknik relaksasi.
Terapi pemaparan dilakukan dengan cara menghadapkan individu secara bertahap ke situasi yang memicu ketakutan, sehingga Anda dapat belajar bahwa hasil yang ditakuti jarang terjadi dan mulai membangun kepercayaan diri dalam menghadapi situasi tersebut. (Siti Laela)