Virus influenza A/nihgov
Health

Kenali Kelompok Rentan Influenza, Cegah Pneumonia Jelang Lebaran

Mutiara Nabila
Jumat, 21 Maret 2025 - 20:54
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Pneumonia, infeksi paru-paru yang dapat disebabkan oleh virus influenza, merupakan salah satu penyakit berbahaya yang banyak ditemui menjelang hari raya.

Pneumonia adalah radang di jaringan paru dan disebabkan oleh virus influenza yang menimbulkan komplikasi pneumonia bahkan kematian. 

Dokter Spesialis Paru Erlina Burhan menyebutkan bahwa memang peningkatan kasusnya terjadi di akhir tahun, karena virus influenza sangat stabil di udara yang dingin dengan kelembapan yang rendah,.

Lebih lanjut Erlina mengatakan, meskipun kelembapan udara di Indonesia termasuk tinggi, namun peningkatan influenza juga terjadi di Indonesia. Sebab, banyak wilayah yang memiliki sirkulasi udara kurang baik dan ventilasi ruangan tidak baik. 

"Selain itu, mobilisasi manusia sangat tinggi, terutama di kota besar dan libur Lebaran. Oleh karena itu, apabila terdapat satu orang terserang influenza di dalam ruangan, proses penularan terhadap orang di sekitarnya akan mudah," ujarnya, dikutip Jumat (21/3/2025).

Penularan influenza dapat terjadi dengan droplet atau percikan pernapasan melalui cairan dari hidung atau mulut, yaitu batuk, bersin, atau pilek. 

Namun, influenza kerap kali disalah artikan dengan common cold atau flu biasa ini. Padahal, gejala flu yaitu hidung berair, tersumbat, bersin, pilek, batuk, yang tidak terlalu berat; kadang-kadang disertai dengan demam ringan. Flu biasa pada umumnya dapat sembuh dengan sendirinya atau self limiting disease. 

Sementara influenza, biasanya pasien mengalami demam yang lebih tinggi dan batuk yang lebih berat dibandingkan dengan common cold. Juga ada nyeri tenggorokan, pilek, nyeri otot, dan lain sebagainya. Selain itu, influenza memiliki komplikasi yang cukup menjadi perhatian karena menjadi berat, yaitu pneumonia 

“Secara umum, semua orang bisa tertular influenza, tetapi ada kelompok tertentu yang mudah tertular dan biasanya menjadi berat gejalanya," jelasnya.

Pertama, adalah lansia berusia di atas 60 atau 65 tahun, karena sistem imun lansia sudah mulai turun. Sehingga, kemampuan sistem imunitas tidak cukup optimal untuk menangkal penyakit. 

Kemudian, anak-anak yang usia di bawah 5 tahun, terutama anak di bawah 2 tahun, mudah sekali terserang influenza. 

"Kalau orang tua tadi sistem imunnya sudah mulai menurun, pada anak-anak sistem imunnya belum terbentuk dengan sempurna atau masih dalam proses perkembangan," terang Erlina.

Kelompok rentan lain adalah, ibu hamil, orang-orang dengan komorbid (asma, PPOK, hipertensi, diabetes, atau berbagai komorbid lainnya). 

"Lebih hati-hati lagi kalau sudah tua dan punya lebih dari dua komorbid,” jelasnya.

Influenza ringan dapat sembuh sendiri dengan cukup istirahat, makan makanan yang bergizi seimbang, dan konsumsi obat-obatan yang mengurangi gejala. 

Namun, apabila mengalami influenza berat dan tidak segera ditangani, dapat menimbulkan komplikasi, yaitu bronchitis, pneumonia, bahkan terjadi penurunan kesadaran. Kondisi ini membutuhkan perawatan di rumah sakit. 

Prof. Erlina menegaskan pentingnya menjaga diri dengan melakukan berbagai upaya pencegahan atau preventif, karena virus ada di mana-mana dan kondisi lingkungan tidak dapat dikendalikan. 

Dalam hal ini, manusia dapat mengendalikan atau mengontrol diri sendiri agar sistem imun lebih kuat melawan virus. 

“Kita harus menjaga sistem imun dengan gaya hidup sehat, dengan perilaku hidup yang sehat. Perilaku itu sebetulnya tidak mahal, yang penting kita disiplin dan niat untuk melakukannya," tuturnya.

Adapun, perilaku hidup sehat yang bisa dilakukan pertama, menjaga nutrisi harus seimbang, dengan mencukupi asupan karbohidrat dengan protein, vitamin, dan mineral.

Selain nutrisi yang seimbang, manusia perlu istirahat untuk regenerasi atau memperbaiki sel-sel yang rusak. 

"Kita istirahat pada waktu tidur, jangan bergadang. Kemudian, berolahraga yang bisa kita toleransi, bukan high impact yang membuat kita kelelahan, selama 2—3 kali seminggu secara teratur. Kemudian, mengelola stres agar stres tidak berkepanjangan, dan berhenti merokok,” tutur Prof. Erlina.

Dia menambahkan, vitamin dan mineral berfungsi sebagai antioksidan untuk menangani inflamasi atau peradangan yang disebabkan oleh virus. Antioksidan ada dalam vitamin C, vitamin E, vitamin B. 

Vitamin-vitamin ini juga bisa berfungsi sebagai imunomodulator, yakni untuk menambah kekuatan sistem imun atau kekebalan tubuh. Begitu juga dengan mineral, mulai dari magnesium, kalsium, kalium, zinc, selenium, dan lainnya. 

"Baik vitamin maupun mineral, dapat melindungi sel-sel tubuh yang diserang oleh virus atau toxic yang berasal dari virus," imbuhnya.

Vitamin dan mineral bisa diperoleh dari konsumsi buah dan sayur dalam jumlah yang cukup. Namun, jika tidak cukup, sebaiknya dilengkapi dengan konsumsi multivitamin. 

“Ada baiknya kita mengonsumsi suplemen vitamin atau mineral. Suplemen ini merupakan tambahan dalam kondisi kita tidak tahu kurang vitamin atau nutrisi atau asupan kurang bagus,” tutup Prof. Erlina.

Penulis : Mutiara Nabila
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro