Bisnis.com, JAKARTA - Melatonin adalah hormon yang diproduksi secara alami oleh tubuh dan memiliki peran penting dalam mengatur siklus tidur.
Dilansir dari Healthline.com pada Selasa (21/1/2025), hormon ini diproduksi oleh kelenjar pineal yang terletak di otak. Kinerja hormon ini biasanya terjadi saat gelap karena berfungsi untuk memberi sinyal kepada tubuh tentang waktu tidur.
Selain diproduksi secara alami, melatonin juga tersedia dalam bentuk suplemen yang banyak digunakan untuk membantu mengatasi gangguan tidur.
Namun, seperti halnya penggunaan suplemen lainnya, Anda perlu memahami tentang manfaat, dosis yang tepat, dan efek sampingnya sangat penting. Berikut adalah manfaat, dosis, dan efek sampingnya.
Manfaat Melatonin
Dilansir dari medicaldaily.com, melatonin sering digunakan untuk mengatasi masalah tidur, terutama bagi mereka yang mengalami insomnia atau gangguan tidur terkait jet lag, yakni ketidaksesuaian waktu tidur akibat perubahan zona waktu saat bepergian.
Melatonin juga membantu tubuh menyesuaikan diri dengan perubahan waktu tidur, mempercepat proses tidur, dan meningkatkan kualitas tidur secara keseluruhan.
Selain itu, melatonin juga diketahui memiliki manfaat untuk kesehatan lainnya:
1. Meningkatkan Kualitas Tidur
Melatonin dapat membantu memperbaiki pola tidur Anda yang tidak teratur, baik yang disebabkan oleh jet lag, kerja shift malam, maupun gangguan tidur kronis.
2. Menurunkan Kecemasan
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa melatonin dapat membantu meredakan kecemasan, baik sebelum tidur maupun dalam situasi yang menegangkan, seperti sebelum menjalani prosedur medis.
3. Dukungan bagi Kesehatan Otak
Melatonin memiliki sifat antioksidan yang dapat melindungi otak dari kerusakan akibat radikal bebas dan mendukung fungsi otak yang sehat.
4. Dosis yang Tepat
Anda juga harus memerhatikan dosis melatonin yang tepat. Doseis melantonin dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan individu dan kondisi yang ingin diatasi. Secara umum, dosis yang disarankan untuk mengatasi masalah tidur berkisar antara 0,5 hingga 5 miligram, yang dikonsumsi sekitar 30 sampai 60 menit sebelum tidur.
Namun, penting untuk tidak mengonsumsi melatonin dalam dosis yang terlalu tinggi. Dosis yang berlebihan justru bisa mengganggu ritme tidur alami tubuh, menyebabkan rasa kantuk yang berlebihan keesokan harinya, atau bahkan menurunkan kualitas tidur.
Sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan tenaga medis atau dokter sebelum memulai penggunaan suplemen melatonin, terutama bagi orang yang sedang mengonsumsi obat lain atau memiliki kondisi medis tertentu.
Efek Samping Melatonin
Walaupun melatonin umumnya dianggap aman jika digunakan dalam jangka pendek, penggunaan suplemen ini tetap bisa menimbulkan efek samping pada sebagian orang. Beberapa efek samping yang mungkin terjadi antara lain:
1. Kantuk Berlebihan
Anda dapat merasa sangat mengantuk atau grogi pada keesokan harinya setelah mengonsumsi melatonin, terutama jika dosisnya terlalu tinggi.
2. Gangguan Pencernaan
Melatonin bisa menyebabkan gangguan pencernaan ringan, seperti mual atau sakit perut pada beberapa individu.
3. Perubahan Mood
Penggunaan melatonin yang berlebihan atau tidak tepat dapat menyebabkan perubahan mood, seperti rasa cemas, depresi, atau iritabilitas.
4. Interaksi dengan Obat Lain
Melatonin dapat berinteraksi dengan beberapa obat, termasuk obat penenang, antidepresan, dan obat pengencer darah. Oleh karena itu, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan lain.
5. Gangguan Hormon
Pada beberapa orang, penggunaan melatonin dalam jangka panjang dapat memengaruhi kadar hormon, terutama pada wanita yang sedang hamil atau menyusui.
Melatonin dapat menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi masalah tidur, terutama jika digunakan dengan dosis yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan tubuh. Meskipun memiliki banyak manfaat, penggunaan melatonin harus disertai dengan pemahaman tentang dosis yang aman dan potensi efek samping yang dapat terjadi.
Konsultasikan dengan dokter atau profesional kesehatan sebelum memulai penggunaan melatonin, khususnya bagi mereka yang memiliki kondisi medis atau sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu. (Mianda Florentina)