Bisnis.com, JAKARTA - Memperhatikan berat badan untuk menjaga penampilan sering kali dilakukan, tetapi bila terlalu berlebihan, bisa jadi tanda-tanda seseorang mengidap gangguan mental.
Gangguan mental yang terlalu terobsesi dengan penampilan disebut juga sebagai gangguan dismorfik tubuh. Gangguan ini membuat seseorang terobsesi dengan kekurangan fisik yang dirasakan.
Dilansir Health.com, Jumat (22/11/2024), kekurangan fisik yang dirasakan ini seringkali dibayangkan dan dibesar-besarkan sehingga menimbulkan kekhawatiran yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari, seperti menghindari interaksi sosial karena malu dan cemas dengan penampilan yang dimiliki.
Dismorfia tubuh bisa terjadi pada semua orang, tetapi paling sering dialami oleh wanita berusia antara 15 sampai 30 tahun. Beberapa faktor yang memicu dismorfia tubuh ini adalah termasuk trauma masa lalu, perasaan rendah diri, lingkungan yang terlalu sering mengkritik penampilan, dan media sosial.
Simak bentuk gangguan mental yang paling sering muncul dari dua tipe ini:
1. Dismorfia otot
Dismorfia otot merupakan obsesi berlebihan pada otot tubuh. Orang yang mengidap dismorfia otot ini seringkali merasa bentuk tubuhnya terlalu kecil dan kekurangan otot.
Hal ini menyebabkan seseorang menjadi terlalu berlebihan olahraga, mengonsumsi obat-obatan fitnes seperti steroid anabolik-androgenik, dan mengikuti diet ketat untuk menambah otot. Dismorfia otot ini sering terjadi pada pria, khususnya para binaragawan.
2. Dismorfia tubuh karena proksi
Dismorfia karena proksi disebabkan oleh orang lain yang terobsesi dengan kekurangan seseorang. Misalnya, ibu yang kerap kali khawatir dengan hidung sang anak yang terlihat bengkok dan terbiasa menarik hidung sang anak untuk diluruskan.
Karena hal ini, dismorfia tubuh karena proksi bisa mempengaruhi sang anak dengan membuatnya tidak percaya diri dan menyalahkan diri sendiri atas kekurangan yang dimiliki.
Perilaku dismorfia tubuh ini bisa mempengaruhi kehidupan sehari-hari karena perilaku yang dilakukan untuk menutupi kekurangan diri. Bahkan beberapa perilakunya bisa mengganggu pikiran, pekerjaan, dan hubungan sosial.
Baca Juga : 5 Tanda Anak Mengalami Gangguan Mental |
---|
Berikut beberapa gejala dismorfia tubuh:
- Sering melakukan hal yang kompulsif dan memakan waktu, seperti terus-menerus memeriksa diri di cermin
- Mencoba menyembunyikan kekurangan dengan pakaian ataupun riasan
- Merasa khawatir berlebihan terhadap penampilan yang tidak menarik
- Mencari validasi terus-menerus dari orang lain bahwa penampilannya tidak jelek
- Menghindari pekerjaan atau lingkungan sosial karena kecemasan berlebihan.
Bila perilaku ini tidak diatasi, dismorfia tubuh bisa mempengaruhi kesehatan mental lainnya, seperti depresi, kecemasan berlebihan, mengidap gangguan makan, dan OCD atau perilaku kompulsif. Salah satu cara yang bisa digunakan untuk mengatasi dismorfia tubuh ini adalah psikoterapi atau terapi perilaku kognitif untuk membantu mengelola pola pikir negatif terhadap diri sendiri.
Ingat bahwasannya tidak ada manusia yang sempurna dan semua yang ada pada tubuh manusia diciptakan baik adanya. Alih-alih selalu merasa kurang, tetapkanlah rasa percaya diri karena tidak ada ‘penampilan’ yang lebih baik dari percaya diri. (Jesslyn Samantha Rumiris Lumbantobing)