Jamaah calon haji Indonesia tiba di Hotel Al-Wahdah Tower Al Mutamayiz, Makkah, Arab Saudi, Senin (20/5/2024) malam. Kementerian Agama menyatakan sebanyak 3.425 jamaah calon haji Indonesia yang tergabung dalam 8 kelompok terbang (kloter) pertama telah tiba di Makkah dari Madinah dengan menggunakan bus pada 20 Mei 2024. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Health

Ancaman MERS-CoV, Jemaah Haji Harus Hindari Kontak Fisik dengan Unta

Redaksi
Rabu, 22 Mei 2024 - 14:42
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Masyarakat Indonesia yang melaksanakan ibadah haji ke Tanah Suci tahun ini harus waspada terhadap penularan Sindrom Pernapasan Timur Tengah atau Middle East Respiratory Syndrome (MERS). Cara yang tepat untuk mengantisipasinya yaitu tidak berdekatan dengan unta.

Dilansir pasteur.fr, Rabu (22/5/2024) sejak kemunculan virus pada tahun 2012 terdapat sekitar 1.219 kasus yang dilaporkan ke WHO dan telah memakan korban mencapai 499 orang.

MERS-CoV telah diidentifikasi sebagai virus yang ditularkan melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan unta dan menyebabkan terganggunya saluran pernapasan manusia.

Menurut data WHO, virus MERS telah menyerang 27 negara di dunia seperti Uni Emirat Arab, Qatar, Aljazair, Oman, Yaman, Amerika Serikat, Thailand, Korea, Australia , Filipina, Mesir, Belanda, Perancis, Jerman, Italia, Yordania, dan Malaysia.

Dengan melihat banyaknya kasus di dunia, Direktur Surveilans Karantina Kesehatan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI dr. Achmad Farchanny Tri Adryanto, M.K.M mengimbau, para jemaah haji harus menjaga jarak dengan unta selama berada di Tanah Suci.

Farchanny menambahkan, bagi jamaah yang terlanjur berkontak dengan unta agar segera mencuci tangan menggunakan sabun atau penyanitasi. Karena, virus ini bisa menyebabkan demam, sesak napas, dan batuk. Selain itu, beberapa kasus juga bergejala mual, muntah, diare, serta komplikasi parah seperti pneumonia dan gagal ginjal.

Karena itu, para jamaah haji yang mengalami gejala-gejala MERS selama melakukan ibadah wajib melaporkan kondisinya kepada Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI).

“Semua penyakit menular karena virus dan bakteri pada umumnya didahului dengan demam. Hal yang sangat penting, dan ini juga sudah kita sampaikan kepada jemaah haji kita, kalau nanti di sana ada yang mulai tidak enak badan, mulai meriang, harus segera lapor ke TKHI-nya di kloter untuk mendapatkan pemeriksaan dan diobati lebih lanjut,” ucap Farchanny, dikutip dari laman Sehat Negeriku Kemenkes, Rabu (22/5/2024).

Dia juga menambahkan, jamaah yang telah menjalani pemeriksaan oleh TKHI dan dinyatakan terdapat indikasi berbahaya, maka jamaah akan dibawa ke pusat kesehatan haji di Makkah dan Madinah untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. 

Pencegahan MERS-CoV di Tanah Suci

Saat ini belum ada vaksin atau pengobatan spesifik yang tersedia untuk mengatasi MERS-CoV. Pengobatan masih dilakukan dengan melihat gejala dan menyesuaikan kondisi klinis pasien saja. Karena itu, setiap orang khususnya jamaah haji wajib melaksanakan beberapa pencegahan untuk menurunkan risiko terkena virus menular MERS.

Tindakan pencegahan paling umum yaitu menjaga jarak dengan unta, selalu memakai masker di tempat ramai, dan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), terutama menjaga kebersihan tangan. 

Selain itu, jamaah wajib menghindari bepergian ke tempat ramai dan kurangi konsumsi produk-produk unta secara mentah.

“Jangan sering jalan-jalan di sana, ke pasar cari oleh-oleh, apalagi kalau jalan-jalannya ke peternakan unta. Fokuslah dengan ibadahnya, ke Masjid Nabawi atau ke Masjidil Haram untuk ibadah,” tutup Farchanny.

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro