Bisnis.com, JAKARTA - Minuman ringan, atau softdrink yang mengandung gula berlebihan, bahan tambahan buatan, dan sirup jagung fruktosa tinggi, dapat memberikan efek buruk pada kesehatan hati.
Hati memainkan peran penting dalam metabolisme gula, dan ketika dibanjiri dengan kandungan gula yang tinggi dalam minuman ringan, hati mengalami proses metabolisme fruktosa menjadi lemak.
Hal ini, pada gilirannya, berkontribusi terhadap perkembangan penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD), suatu kondisi yang ditandai dengan penumpukan lemak di sel-sel hati.
Konsumsi minuman ringan secara terus-menerus dapat memperburuk NAFLD, dan berkembang menjadi kondisi yang lebih parah seperti steatohepatitis non-alkohol (NASH) dan, dalam beberapa kasus, menyebabkan sirosis hati atau karsinoma hepatoseluler, suatu bentuk kanker hati. Selain itu, tingginya kadar asam fosfat dalam minuman ringan jenis cola dapat menyebabkan peradangan hati.
Studi terhadap 100.000 wanita menemukan hubungan tidak sehat antara minuman manis dan kanker hati
Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di Brigham and Women’s Hospital menemukan bahwa wanita yang mengonsumsi minuman ringan setiap hari berisiko lebih tinggi terkena penyakit seperti kanker hati dan hepatitis kronis.
Studi observasional ini melibatkan hampir 100.000 wanita pascamenopause dari Women’s Health Initiative dan mengikuti mereka selama lebih dari 20 tahun. “Sepengetahuan kami, ini adalah studi pertama yang melaporkan hubungan antara asupan minuman manis dan kematian akibat penyakit hati kronis,” kata penulis pertama Longgang Zhao dari Brigham’s Channing Division of Network Medicine.
Minuman bersoda dapat mempunyai dampak besar dan buruk terhadap kesehatan manusia karena kandungan gulanya yang tinggi dan bahan kimia tambahan. Konsumsi secara teratur dikaitkan dengan penambahan berat badan, peningkatan risiko obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit kardiovaskular. Kandungan gula dan keasaman yang berlebihan pada minuman bersoda dapat mengikis enamel gigi sehingga menyebabkan masalah gigi seperti gigi berlubang dan pembusukan.
Berikut dampak minuman bersoda pada perempuan
1. Obesitas
Salah satu dampak kesehatan yang paling diketahui dari minuman ringan adalah kontribusinya terhadap obesitas dan penambahan berat badan. Minuman ini sering kali mengandung banyak gula tambahan, yang tidak hanya memberikan kalori kosong tetapi juga tidak memberikan rasa kenyang.
Konsumsi minuman manis secara teratur dapat menyebabkan kelebihan asupan kalori, berkontribusi terhadap penambahan berat badan dan peningkatan risiko obesitas. Obesitas, pada gilirannya, dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, dan kanker tertentu.
2. Diabetes Tipe 2
Konsumsi minuman bersoda secara berlebihan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko terkena diabetes tipe 2. Kandungan gula yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah, sehingga membebani kemampuan tubuh untuk memproduksi dan memanfaatkan insulin secara efektif. Seiring waktu, hal ini dapat mengakibatkan resistensi insulin, suatu kondisi dimana sel-sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin. Resistensi insulin merupakan faktor kunci dalam perkembangan diabetes tipe 2, suatu kondisi kronis dengan implikasi serius bagi kesehatan secara keseluruhan.
3. Kesehatan tulang
Minuman bersoda, terutama yang mengandung asam fosfat, dapat berdampak negatif terhadap kesehatan tulang. Asam fosfat mengganggu penyerapan kalsium, berpotensi menyebabkan penurunan kepadatan tulang dan peningkatan risiko osteoporosis. Konsumsi minuman ringan yang berlebihan, terutama pada individu dengan asupan kalsium rendah, dapat menyebabkan melemahnya tulang dan meningkatkan risiko patah tulang.
4. Penyakit jantung
Hubungan antara konsumsi minuman ringan dan penyakit kardiovaskular sudah diketahui secara pasti. Asupan tinggi gula tambahan, terutama dalam bentuk minuman manis, dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Gula yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, peradangan, dan profil lipid yang tidak sehat, yang semuanya merupakan faktor risiko masalah kardiovaskular, termasuk serangan jantung dan stroke.