Bagaimana cara para korban kecelakaan pesawat Andes diselamatkan?
Para penyintas sempat menyaksikan pesawat terbang di atas lokasi kecelakaan sebanyak tiga kali namun badan pesawat berwarna putih tersembunyi di balik salju, sehingga mustahil bagi tim penyelamat untuk mengidentifikasinya.
Setelah delapan hari pencarian, upaya penyelamatan dibatalkan karena keadaan sulit yang membuat para pencari sulit menemukan orang yang masih hidup.
Pada 21 Oktober, setelah pencarian selama hampir 142 jam, para pencari berhenti melakukan pencarian karena percaya bahwa kecil kemungkinan ada orang yang selamat dari kecelakaan itu.
Setelah salju mencair pada Desember, mereka berniat kembali mencari para korban.
Dikelilingi oleh gletser, tanpa peralatan perlindungan atau pemandangan cakrawala, kelompok penyintas pesawat tersebut memilih menunggu hingga musim panas untuk melarikan diri dari ketinggian 11.718 kaki di atas permukaan laut.
Sejak awal, para penyintas hanya mempunyai sedikit pasokan makanan, hanya ada delapan batang coklat, tiga toples kecil selai, sekaleng kerang, sekaleng almond, dan beberapa botol anggur.
Persediaan mereka yang dengan cepat menyusut sehingga mereka terpaksa memakan bagian-bagian pesawat, seperti kulit di bagian luar jok. Hal ini membuat mereka justru semakin sakit.
Saat itulah mereka menyadari bahwa mereka harus mengambil keputusan yang menyakitkan.
Roberto Canessa yang kala itu baru berusia 19 tahun, menyarankan agar mereka memakan sisa-sisa teman mereka yang jadi korban agar dapat bertahan hidup.
Nando Parrado dan Roberto Canessa kemudian ingin kembali melakukan perjalanan pada 12 Desember, karena jelas bahwa korban yang paling sakit akan segera meninggal.
Kedua pria itu berhasil mendapatkan bantuan sepuluh hari kemudian dan helikopter diberangkatkan.
Bertahun-tahun setelah penyelamatannya, Fernando mencoba berkarir sebagai pembalap mobil profesional tetapi akhirnya menyerah setelah menikah.
Dia kemudian memutuskan untuk mengembangkan bisnis ayahnya, dan dalam prosesnya menjadi tokoh televisi. Dia juga seorang pembicara motivasi, dan ikut menulis buku tentang pengalamannya di Andes berjudul "Miracle in the Andes: 72 Days on the Mountain dan My Long Trek Home".
Fernando diperankan oleh Ethan Hawke dalam film fitur pada 1993 "Alive" dan oleh aktor Argentina Agustín Pardella dalam film fitur Spanyol pada 2023 "Society of the Snow" yang sudah bisa disaksikan di Netflix.