Epilepsi/
Health

Gejala dan Penyebab Epilepsi pada Anak

Mia Chitra Dinisari
Rabu, 15 November 2023 - 12:29
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kejang umumnya dikenal sebagai serangan, kejang, guncangan, atau epilepsi.

Kejang semacam epilepsi ini biasanya bermanifestasi sebagai gerakan abnormal di seluruh tubuh atau di satu sisi tubuh, kejang yang tidak biasa pada mata dan wajah, sensasi abnormal, kehilangan kesadaran sesaat, perilaku aneh, tatapan kosong, atau melamun berlebihan.

Epilepsi anak sering kali ditandai dengan aktivitas berlebihan yang tidak normal pada neuron di otak, yang juga dikenal sebagai kejang, bertentangan dengan beberapa anggapan bahwa hal itu disebabkan oleh kerasukan.

Tidak semua kejang merupakan epilepsi. Epilepsi mengacu pada suatu kondisi di mana dua atau lebih kejang terjadi tanpa faktor pemicu yang jelas.

Sekitar 4 hingga 5 dari seribu orang terkena kondisi ini. Pada anak-anak, epilepsi sering kali disebabkan oleh faktor genetik, namun bisa juga disebabkan oleh kerusakan otak saat lahir atau di awal kehidupan, infeksi otak, kelainan struktural, cedera kepala, tumor otak, atau gangguan metabolisme tertentu.

Beberapa anak penderita epilepsi mungkin mengalami perubahan warna pada kulitnya, seperti bintik-bintik coklat atau putih, atau bintik-bintik merah di wajah, sebagai akibat dari kondisi tersebut.

Dalam kasus seperti itu, disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli saraf anak. Dalam banyak kasus, penyebab epilepsi diketahui melalui pemeriksaan mendetail oleh dokter.

Elektroensefalografi (EEG) dan pemindaian otak, seperti CT kepala, biasanya dilakukan. MRI otak dapat dilakukan pada anak-anak tertentu yang terkena epilepsi. Tidak perlu mengulanginya di setiap episode.

Perawatan tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Dalam kasus seperti infeksi SSP, infestasi, tumor, dan beberapa penyebab metabolik, pengobatan tersedia.

Jika tidak, obat-obatan diresepkan untuk mengendalikan kejang, tetapi tidak dapat menyembuhkan penyakitnya. Biasanya, pengobatan diberikan selama dua tahun pertama setelah kejang awal dan kemudian dikurangi secara bertahap.

Sangat penting untuk mengikuti rencana pengobatan yang ditentukan untuk mencegah terulangnya kejang.

Tetapkan waktu tetap untuk pemberian obat dan upayakan untuk meminumnya secara teratur. Jika ada dosis yang terlewat, minumlah sesegera mungkin.

Jika dosis berikutnya sudah jatuh tempo, dosis yang terlewat dan dosis berikutnya dapat diminum bersamaan. Konsultasikan dengan dokter jika terjadi overdosis yang tidak disengaja.

Setiap obat pasti mempunyai efek samping, namun efek sampingnya berbeda-beda tergantung jenis obatnya. Efek samping yang paling umum adalah kantuk, yang biasanya membaik seiring berjalannya waktu. Masalah kulit, bisul, penyakit kuning, perubahan status mental, gangguan perilaku, penurunan kognitif, ketidakseimbangan, atau muntah harus segera berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan.

Sekitar 70% anak-anak membaik setelah menghentikan pengobatan, bergantung pada penyebab epilepsi dan masalah terkait otak lainnya.

Kekambuhan kejang lebih mungkin terjadi jika ada kelainan neurologis yang mendasarinya, epilepsi, EEG abnormal, atau riwayat epilepsi dalam keluarga. Kekambuhan epilepsi biasanya terlihat dalam enam bulan pertama setelah penghentian pengobatan.

Untuk mencegah bentuk kejang lainnya, disarankan untuk mengikuti beberapa saran umum. Anak penderita epilepsi sebaiknya menghindari paparan pemicu yang tidak terduga, seperti mandi air panas, kurang tidur, bermain video game, menonton TV, berpuasa, atau mendengarkan musik. Penting untuk mengatur tidur anak dan mencegahnya mengalami stres yang tidak semestinya.

Anjuran dan larangan saat anak mengalami kejang:

Apa yang tidak dilakukan:

1. Hindari panik.
2. Jangan mencoba mendinginkan anak dengan merendamnya dalam air dingin atau suam-suam kuku.
3. Menahan diri untuk tidak memasukkan apapun ke dalam mulut anak.
4. Hindari mengekang atau mengendalikan anak.

Apa yang harus dilakukan:

1. Tetap tenang.
2. Tetap bersama anak.
3. Kendurkan pakaian ketat.
4. Jauhkan anak dari potensi bahaya seperti perabot tajam.
5. Bersihkan mulut dan hidung anak dari segala cairan.
6. Letakkan sesuatu yang lembut di bawah kepala anak untuk mencegah cedera kepala.
7. Catat waktu mulai dan berakhirnya kejang jika memungkinkan.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro