Bisnis.com, YOGYAKARTA – Tidak lengkap mampir ke Yogyakarta jika belum menyantap Gudeg. Salah satu gudeg yang legendaris dan sering disebut adalah Gudeg Yu Djum.
Di antara lebih dari 20 cabangnya, ada satu yang beroperasi 24 jam, yaitu cabang Tugu Mangkubumi, Gowongan, Kota Yogyakarta. Malam itu, jam sudah menunjukkan 23.41 WIB, tapi warung ini masih ramai oleh beberapa pelanggan.
Menu komplit, Nasi Gudeg yang disajikan berisi dengan krecek, telur, tempe, tahu, kuah santan kental (areh), ayam kampung dan sambal goreng krecek. Namun kali ini Tim Jelajah Bisnis Indonesia, memesan dengan lauk telur pindang dan tahu.
Satu suapan pertama langsung terasa rasa makanan khas Jogja, yakni rasa manis. Bagi yang tak terbiasa dengan makanan manis, gudeg di sini masih bisa ditoleransi, apalagi saat dipadukan dengan lauk-lauk lainnya.
Saat mencicipi, krecek di Gudeg Yu Djum memiliki rasa yang enak dengan tekstur yang lembut tapi kenyal. Telur pindangnya juga menambah rasa gurih.
Dari sisi harga juga tak mahal. Paling murah nasi gudeg dengan lauk krecek telur dengan harga Rp19.000 dan paling mahal seharga Rp55 ribu dengan lauk krecek telur dada.
Suasana di sini juga nyaman. Tempatnya bersih, dengan parkiran yang cukup lega, sehingga tak perlu khawatir kehabisan tempat meskipun datang dengan kendaraan pribadi. Porsi makanan pun menurut saya pas. Tidak terlalu sedikit, tidak terlalu banyak, cocok bagi pelancong yang ingin menikmati gudeg tanpa merasa kekenyangan berlebihan. Setelah menempuh perjalanan jauh, sepiring gudeg ini terasa pas sebagai pengisi tenaga.
Yang menarik dari Gudeg Yu Djum bukan hanya rasanya yang legendaris, tetapi juga kisah di baliknya. Sebagai informasi, Gudeg Yu Djum telah berdiri sejak 1950 dan telah menjadi ikon khas Jogja.
Yu Djum, sang pendiri, telah berpulang pada 16 Desember 2016, namun resep turun-temurun ini terus dijaga oleh anak dan cucunya, yang kini menjalankan cabang masing-masing.