Puncak gunung Fuji/
Travel

Bukan Cuma Punya Negara, Ternyata Ini Sosok Pemilik Puncak Gunung Fuji di Jepang

Arlina Laras
Selasa, 6 Juni 2023 - 16:32
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Fakta soal siapa pemilik dari puncak gunung tertinggi di Jepang Fuji menjadi salah satu hal yang menarik untuk diulas. 

Jika sebelumnya, kabar-kabar pendakian lebih sering berasal dari Gunung Everest yang merupakan gunung tertinggi di dunia.

Mulai dari misteri Rainbow Valley, 'kuburan' para pendaki hingga aksi heroik Sherpa yang menyelamatkan seorang warga Malaysia yang terjebak di "zona kematian" Gunung Everest pada Kamis (1/6) 

Namun, kali ini perhatian beralih pada Gunung Fuji yang telah menjadi simbol sosial dan budaya Jepang selama berabad-abad. Di mana, mulai dari ketinggian 3.360 meter hingga puncaknya ternyata tidak milik pemerintah, melainkan merupakan tanah milik pribadi.

Melansir dari Japan Up Close, Fujisan Hongū Sengen Taisha merupakan pemilik dari puncak Gunung Fuji yang sebagian besar terletak di Fujinomiya, Prefektur Shizuoka. 

Sejarah Awal Mula Kepemilikan

Mengutip dari Japan Times, awalnya seluruh gunung dimiliki oleh Ieyasu Tokugawa, seorang tokoh sejarah yang memainkan peran penting dalam sejarah Jepang sekaligus pendiri Keshogunan Tokugawa, pemerintahan yang memerintah Jepang selama periode Edo (1603-1868). 

Peran Ieyasu Tokugawa sangat signifikan dalam menyatukan Jepang dan mengakhiri periode Sengoku, atau yang dikenal juga sebagai periode negara perang.

Bukan Cuma Punya Negara, Ternyata Ini Sosok Pemilik Puncak Gunung Fuji di Jepang

Kemudian pada 1606, Ieyasu Tokugawa mendonasikan puncak Gunung Fuji kepada kuil yang disebut Sengen Grand Shrine. 

Artinya, dia memberikan hak kepemilikan atas puncak Gunung Fuji kepada kuil tersebut. 

Kuil ini pun memegang kepemilikan tersebut selama periode Meiji, yang terjadi ketika sistem kekaisaran Jepang diperbarui dan kaisar kembali diangkat sebagai penguasa tertinggi Jepang. 

Dalam periode tersebut, pemerintah Meiji mengambil kendali atas kuil di Gunung Fuji dan sebagian besar kuil lainnya, menjadikannya tanah publik. 

Hal ini berlangsung hingga 1949, ketika konstitusi Jepang yang baru dibentuk dan menciptakan pemisahan antara agama dan negara, dan semua tanah yang telah diambil oleh pemerintah Meiji dikembalikan kepada kuil-kuil. 

Namun, Sengen Grand Shrine kemudian mengajukan gugatan hukum dan berhasil memenangkan kasus tersebut pada 1974, sehingga kepemilikan puncak Gunung Fuji dikembalikan kepada kuil tersebut.

Walau mereka memenangkan gugatan tersebut dan diakui sebagai pemilik sah, sayangnya proses untuk mengembalikan kepemilikan puncak Gunung Fuji memakan waktu cukup lama sampai pada 2004.

Dibangun untuk Menenangkan Dewa Gunung yang Marah 

Dikutip dari Japan Travel, Fujisan Hongu Sengen Taisha adalah kuil agung yang terletak dekat Gunung Omuro. 

Kuil ini telah berdiri sejak zaman kaisar ke-11, Suijin. Pada zaman tersebut, Suijin bersemedi dan bersembahyang kepada dewa Asama-no-okami di kaki Gunung Fuji untuk mencari perlindungan spiritual dari bencana gunung berapi yang sering terjadi. 

Bukan Cuma Punya Negara, Ternyata Ini Sosok Pemilik Puncak Gunung Fuji di Jepang

Bencana tersebut dianggap sebagai kemarahan Gunung Fuji, yang dianggap sebagai jelmaan dewa. 

Dengan mendirikan kuil ini, Suijin berharap untuk menenangkan dewa dan mendapatkan perlindungan spiritual dari potensi bahaya yang terkait dengan Gunung Fuji.

Menjadi Area yang Dilindungi Selama Ratusan Tahun

Selama berabad-abad, klan Tokugawa memberikan perlindungan terhadap Fujisan Hongu Sengen Taisha. 

Meskipun sebagian besar kuil mengalami kerusakan akibat gempa bumi selama bertahun-tahun, bangunan yang masih ada saat ini dibangun pada abad ke-17 oleh shogun Tokugawa Ieyasu. 

Bukan Cuma Punya Negara, Ternyata Ini Sosok Pemilik Puncak Gunung Fuji di Jepang

Klan Tokugawa pun hingga saat ini terus melanjutkan tradisi perlindungan terhadap kuil ini selama ratusan tahun. 

Fujisan Hongu Sengen Taisha sendiri telah menjadi simbol wilayah tersebut dan menjadi kuil utama dari lebih dari 1.300 kuil Shinto Sengen di Jepang selama lebih dari 11 abad. 

Dengan dukungan dan perlindungan dari klan Tokugawa, kuil ini telah mempertahankan pentingnya sebagai tempat ibadah dan simbol budaya selama ini.

Pembagian Kepemilikan

Melansir dari Japan Times, kepemilikan Gunung Fuji pun tidak sepenuhnya milik kuil.

Di mana, dari pos ke delapan ke bawah dianggap sebagai tanah publik yang dikelola oleh pemerintah. Sementara, untuk kawasan yang dimiliki oleh kuil sendiri dimulai dari pos ke delapan (3.250 meter) hingga puncaknya (3.776 meter).

Penulis : Arlina Laras
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro