Bisnis.com, JAKARTA - Pascalebaran, bayi dan anak-anak cenderung mengalami berbagai macam penyakit.
Hal ini lantaran, ketika berkumpul dengan banyak orang, anak rentan terpapar virus, bakteri, atau kontaminasi makanan.
Ketua IDAI Piprim Basarah Yanuarso mengatakan daya tahan tubuh yang turun, karena selama perjalanan mudik anak mengalami kurang tidur.
“Beberapa penyakit yang rentan terkena anak itu, ya batuk pilek, Sampai akhirnya, kondisi ini bisa membuat anak rawan kena batuk pilek, demam, dan gangguan saluran pencernaan,” jelasnya dalam Media Briefing Virtual, Kamis (27/4/2023).
Sementara itu, Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro-Hepatologi IDAI Himawan Aulia Rahman turut menambahkan dengan adanya kasus aktif Covid-19 yang mengalami kenaikan, turut membuka ruang lebih besar terjadi penularan.
Pasalnya, Covid-19 dapat menyebar melalui droplet yang dihasilkan ketika seseorang batuk atau bersin.
“Pastikan terus, orang tua menjaga kebersihan diri. Selain itu, juga penting untuk membatasi interaksi sosial dengan orang lain dan menjaga jarak fisik,” katanya.
Dia pun menambahkan, setelah lebaran banyak keluhan yang diderita anak-anak berupa gangguan pencernaan seperti diare dan peradangan pada dinding lambung.
Menurutnya, ketika anak makan makanan dalam jumlah yang berlebihan, terutama makanan yang kaya lemak dan rempah-rempah yang dapat merangsang produksi asam lambung.
“Ketika anak mengonsumsi makanan dalam jumlah yang berlebihan, maka proses pencernaan akan menjadi lebih sulit dan memerlukan waktu yang lebih lama. Akibatnya, anak akan merasa lelah dan lambat laun dapat mengalami gangguan pencernaan seperti diare dan gastritis,” jelasnya.
Gejala yang muncul pada anak-anak yang menderita gastritis meliputi mual, muntah, sakit perut, dan kehilangan nafsu makan.
Gastritis pada anak-anak dapat menjadi bahaya karena dapat menyebabkan komplikasi seperti tukak lambung, perdarahan lambung, dan anemia.
Jika gastritis dibiarkan dan tidak diobati, dapat menyebabkan kerusakan permanen pada dinding lambung dan bahkan kanker lambung pada masa dewasa.
“Sementara, untuk mengobati diare pada anak, perlu dilakukan pemberian cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama pula, Himawan pun turut menjelaskan soal fenomena cuaca panas ekstrem yang terjadi belakangan ini.
Sebab, hal ini terkait dengan dehidrasi yang harus dihindari pada anak karena dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang serius.
“Lagi-lagi banyak penyakitnya, dehidrasi itu bisa picu gangguan pencernaan seperti diare sampai sistem pernapasan,” kata dokter spesialis anak tersebut.
Oleh karena itu, penting menghindari anak dari dehidrasi selama cuaca panas dengan memastikan anak mengonsumsi air putih yang cukup, minimal 8 gelas sehari.
Jika anak lebih aktif atau berkeringat banyak, maka perlu menambah jumlah asupan airnya.
“Untuk orang tua ya harus ekstra batasi konsumsi minuman yang mengandung gula Hindari memberikan minuman bersoda atau minuman berenergi. Lebih baik memberikan minuman yang alami, seperti air kelapa, jus buah segar, atau teh herbal tanpa gula,” katanya.