Foto rontgen sinar-X menunjukkan paru-paru yang terinfeksi tuberkulosis./Reuters-Luke MacGregor
Health

Angka Kematian Akibat TBC Bertambah 1,5 Juta di Tahun 2020

Ni Luh Anggela
Senin, 15 November 2021 - 17:40
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi Covid-19 yang melanda dunia pada awal 2020 lalu menghambat sejumlah program-program yang sudah ada, salah satunya program stop TBC. Awalnya, program percepatan penanggulangan TBC ini rencananya bisa tinggal landas di tahun 2020 menuju stop TBC di tahun 2030.
 
Ahli Paru yang juga Mantan Direktur World Health Organization (WHO) Asia Tenggara Prof. Tjandra Yoga Aditama mengatakan para pakar TBC menyatakan bahwa akibat Covid-19 program TBC bisa mundur 5 sampai 8 tahun.
 
Pada Januari 2021, WHO mengumpulkan data dari beberapa negara dari 84 negara yang menyatakan bahwa Covid-19 mengakibatkan tambahan kematian di dunia sebanyak 1,5 juta orang.
 
Selama 10 tahun, angka kematian TBC terus turun walaupun penurunannya tidak tajam, tapi di tahun 2020 mengalami kenaikan untuk pertama kalinya. 
 
“Angka kematian akibat TBC tadinya memang selalu menurun tapi turunnya sedikit, tapi sekarang kematian bahkan bertambah 1,5 juta di tahun 2020. Ini data bulan Desember saya kira dipublikasi Januari 2021,” ucapnya, mengutip siaran pers yang diterima Bisnis.com, Senin (15/11/2021).
 
Di Indonesia, ada sekitar 845.000 kasus TBC dari 271 juta penduduk, dengan rata-rata kematian mencapai 96 ribu kasus.
 
Sejumlah Analisa dari SEA Regional WHO menyebutkan bahwa penyebab dari terhambatnya percepatan penanggulangan TBC adalah tidak optimalnya penemuan kasus terutama di daerah-daerah karena khawatir tertular Covid-19, serta laboratorium sibuk menangani Covid-19 sehingga berkurang dalam menangani TBC.
 
Selanjutnya, ketersediaan obat di beberapa tempat bermasalah. Perawatan dan monitoring pasien TBC terhambat karena pasien tidak berani datang ke fasilitas kesehatan. Sebagai contoh, program TBC di provinsi Jawa Barat selama pandemi Covid-19 mengalami hambatan. Mereka juga kekurangan suplai masker N95 dan sarung tangan untuk tenaga kesehatan, dan  tidak semua kabupaten/kota memiliki jumlah persediaan yang banyak.
 
Dalam menanggulangi masalah tersebut, seluruh provinsi di Indonesia harus melakukan upaya yang komprehensif agar TBC dan Covid-19 bisa ditanggulangi bersama-sama.
 
Prof. Tjandra menyebut ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menanggulangi TBC dan Covid-19 secara bersamaan dengan penatalaksanaan yang sama, antara lain melakukan testing, tracing, surveilans, kontrol dan pencegahan infeksi, dan komunikasi risiko.

“Kita mesti ingat bahwa masalah kesehatan bukan hanya TBC ada juga masalah lain yang perlu ditanggulangi bersama-sama. Kita punya program yang ada di depan mata, barangnya sudah ada, cara diagnosisnya sudah jelas, cara pengobatannya sudah jelas, marilah kita sama-sama dalam melakukan upaya agar TBC ini bisa kita kendalikan di waktu mendatang,” jelasnya.

Penulis : Ni Luh Anggela
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro