Bisnis.com, JAKARTA - Seringkali terdapat beberapa kasus mengapa kebanyakan orang memiliki gejala yang ringan namun berkembang menjadi kondisi yang parah.
Penyebab permasalahan tersebut masih belum diketahui lebih lanjut, termasuk dengan adanya peningkatan orang yang terkena infeksi Covid-19 yang parah pada populasi kulit hitam, Asia dan Etnis Minoritas yang tidak bisa dijelaskan dari faktor perilaku, sosial ekonomi, adanya risiko penyakit kardiovaskular atau faktor dari Vitamin D.
Selain itu, terdapat laporan kasus yang menunjukkan bahwa tiga bersaudara sehat yang tinggal di lokasi berbeda tanpa riwayat penyakit meninggal dikarenakan Covid-19. Ada juga laporan yang menyarankan kecenderungan genetik karena pengelompokan keluarga yang jelas dari keparahan.
Selain itu, hasil Covid-19 juga menunjukan kesenjangan yang besar antara kelompok laki-laki dengan perempuan dan kelompok yang berumur cukup tua. Dari beberapa teori untuk menjelaskan variasi dari jenis kelamin, usia, komorbiditas dan faktor genetik, kemungkinan campuran faktor genetik dan nongenetik saling mempengaruhi antara virus dan genetika inang dan menentukan tingkat keparahan hasil penyakit.
Dengan adanya beberapa pernyataan tersebut yang diuraikan oleh para peneliti, kemudian Zafer Yildirim dan beberapa rekan penelitiannya merangkum dari berbagai studi yang kemudian dipublikasikan dalam jurnal Cell Biologi International pada 16 Februari 2021.
Hasil rangkuman tersebut menunjukan beberapa faktor dari genetik dan epigenetik yang dapat mendasari penyebab dari terjadinya tingkat keparahan dari Covid-19, yakni sebagai berikut.
Pertama adalah faktor dari varian genetik dari mekanisme SARS-CoV-2. Hal ini seperti faktor dari angiotensin yang dapat mempengaruhi dalam tekanan darah, enzim transmembran serin protease-2 dan furin pada SARS-CoV-2 dalam membelah protein.
Kedua adalah faktor dari gen yang terkait dengan respons imun bawaan. Hal ini terdiri dari Interferon [IFN] yang berkaitan dengan respon pada keberadaan beberapa virus, interleukin yang berkaitan dengan sel darah putih dan Toll-like receptors (TLRs) yang juga memiliki peran dalam sistem imun bawaan.
Berikutnya yang ketiga adalah faktor dari antigen leukosit manusia yakni lokus ABO, 3p21.31, dan 9q34.2 yang juga menjadi faktor yang penting terkait dengan keparahan Covid-19.
Selain dari ketiga hal diatas, Mekanisme epigenetik juga memengaruhi hasil Covid-19. Hal ini berkaitan dengan pensinyalan IFN, enzim pengubah angiotensin-2, dan gen terkait kekebalan yang secara khusus lolos dari inaktivasi kromosom X.
Namun hasil dari penelitian ini masih cukup mengalami kendala karena merangkum dari beberapa makalah pracetak yang belum ditinjau oleh rekan sejawat.
Kemudian, peneliti juga mengatakan bahwa lanskap genetik individu memainkan peran penting dalam respon imun dan hasil penyakit.
Oleh karena itu, maka peneliti berargumen bahwa perlunya memahami kecenderungan bawaan untuk Covid-19 yang parah yang dapat meningkatkan manajemen klinis dan memungkinkan untuk mengembangkan terapi dan vaksin yang berbasis dengan genotipe, terutama untuk kelompok yang memiliki risiko yang tinggi.