Bisnis.com, JAKARTA - Memasuki masa normal baru, minat dan kepercayaan berwisata ternyata masih tumbuh melandai.
Kondisi ini memberi tantangan bagi perusahaan rintisan alias start-up bidang pariwisata untuk memutar otak dan memasang strategi agar kondisi bisnis tak rapuh.
Chief Marketing Officer Pegipegi, Serlina Wijaya menyatakan pariwisata adalah industri yang paling terkena dampak akibat pandemi ini. Tidak dapat dipungkiri hal ini juga berdampak bagi Pegipegi.
Dia menceritakan, pada tahap awal pandemi, perusahaan harus memutar strategi agar tetap dapat bertahan baik strategi jangka pendek, maupun jangka panjang.
Alhasil tatkala Covid-19 menghantam, Pegipegi dengan cepat harus mengontrol biaya operasional agar dapat bertahan di masa yang tidak satu pun orang yang tahu kapan masa krisis ini akan berakhir.
"Kami mempersiapkan yang terburuk, sekaligus berharap yang terbaik," ujar Serlina kepada Bisnis melalui pesan singkat, Jumat (4/9/2020).
Kondisi pandemi pun membuat perusahaan setara start-up menjadi tidak terlalu berambisi mengejar posisi sebagai unicorn. Bisnis mencatat, saat ini gelar unicorn dari sektor pariwisata baru dimiliki oleh Traveloka.
Jalan menuju penyematan label sebagai unicorn membutuhkan waktu yang panjang. Oleh sebab itu, Serlina menilai sebelum mencapai predikat unicorn dengan nilai kapitalisasi yang besar, perusahaan lebih ingin fokus meningkatkan kinerja dan pelayanan.
"Jadi saat ini, fokus kami adalah bagaimana untuk memberikan layanan yang semakin dapat memudahkan dan memenuhi kebutuhan para pelanggan kami," ungkap Serlina.
Pada situasi new normal dia menyebut tantangan terbesar adalah meningkatkan kembali kepercayaan masyarakat untuk traveling. Pasalnya saat ini pun sebagian besar masyarakat kemungkinan masih merasa khawatir untuk melakukan perjalanan.
Mau tak mau, Serlina mengakui bahwa Pegipegi mengupayakan operasional perusahaan dilakukan secara efektif dan efisien. Sehingga perusahaan bisa sustainable untuk ke depannya, baik saat situasi yang menantang seperti pandemi sekarang, maupun untuk tahun-tahun ke depan.
"Saat ini, setiap industri khususnya pariwisata harus memiliki strategi tersendiri untuk tetap bertahan, terus diingat, dan selalu memenuhi kebutuhan masyarakat di tengah ancaman pandemi," ujar Serlina.
Pada masa kini kebersihan dan keamanan menjadi isu penting dalam pariwisata. Kondisi ini membuat Pegipegi harus dapat mendapatkan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk berpergian.
Untuk itu Pegipegi meluncurkan kampanye bernama #PegipeginyaLebihAman. Serlina memerinci dalan kampanye ini, Pegipegi ingin mengajak masyarakat untuk selalu mengutamakan aspek-aspek kesehatan dan keselamatan bagi mereka yang ingin melakukan aktivitas traveling di masa new normal.
Melalui kampanye #PegipeginyaLebihAman, Pegipegi berkomitmen meluncurkan fitur Clean & Safe Stay. Hadirnya fitur ini bertujuan untuk membantu setiap pelanggan memilih hotel yang telah menerapkan standar kebersihan tinggi demi memastikan pengalaman yang aman dan nyaman selama menginap.
Saat ini pelanggan dapat menggunakan fitur ini pada aplikasi Pegipegi dengan melakukan filter di pencarian hotel dengan label ‘Clean & Safe’.
Selain itu, setiap minggu Pegipegi melakukan flash sale dengan menggandeng ribuan partner hotel untuk bergabung di program PSBB atau Promo Seru Berskala Besar yang menghadirkan diskon hotel hingga 50%.
"Efeknya luar biasa positif di mana banyak partner kami mengalami lonjakan okupansi terutama di masa long weekend beberapa waktu lalu. Hal ini akan terus kami lanjutkan sambil terus mengamati situasi yang kami harap lebih kondusif lagi ke depannya," ungkap Serlina.
Serlina menambahkan, untuk melihat kinerja pariwisata kembali pulih seperti sedia kala memang tidak membutuhkan waktu yang sebentar.
"Namun, kami optimis bahwa pariwisata akan bangkit," terangnya.