Bisnis.com, JAKARTA - Peristiwa konflik apapun bentuknya pasti meninggalkan luka. Beberapa tenggelam dalam gelap, beberapa berhasil keluar dari kegelapan dan menuju cahaya menjadi sinar untuk sekitarnya.
Belajar dari peristiwa ini, grup musik Tashoora yang beranggotakan Danang Joedodarmo, Dita Permatas, Gusti Arirang, dan Ikhwan Hastanto merilis single bertajuk Sintas, lagu yang menangkap kisah bangkitnya para penyintas konflik yang juga berkontribusi langsung pada kemanusiaan di sekitarnya.
Sintas pun merupakan hasil kerjasama Tashoora dan Narasi. Lagu ini dicipta untuk dipergunakan sebagai soundtrack resmi The Invisible Heroes, sebuah serial dokumenter oleh Narasi dan Pusat Studi Agama dan Demokrasi (PUSAD) Universitas Paramadina. Adapun, The Invisible Heroes adalah rekam jejak perjuangan para penyintas konflik dalam menjalani hidup sehari-hari sembari berusaha melupakan bayangan kepahitan masa lalu.
Penyintas yang diangkat serial ini tidak terbatas hanya pada konflik perang saja, namun juga diskriminasi rasial, konflik berbasis gender dan kelas, bencana alam, body-shaming, hingga perundungan.
“This is the perfect song for the movie. Mudah-mudahan bisa membantu kita, siapapun yang punya luka, mendengarkan lagu ini bisa jadi mantra kita saling menguatkan,” ungkap Najwa Shihab lewat rilis resmi yang diterima Bisnis.
Pemain bas dan vokal Gusti Arirang mengatakan bahwa durasi pengerjaan karya tersebut memakan waktu satu bulan. Lagunya sendiri ditulis secara kolektif oleh seluruh personil Tashoora.
“Sintas berupaya membawa perspektif penyintas konflik dalam perjuangannya keluar dari bayang-bayang masa lalu. Menolak mati dan menguatkan sesama menjadi pesan yang dibawa. Harapan saya semoga lagu ini bisa menjadi soundtrack untuk menguatkan para penyintas konflik, dan bisa menjadi pengingat untuk saling menguatkan,” terangnya.
Setelah sebelumnya selalu mengolah karya secara mandiri, kali ini Tashoora menggandeng Heston Prasetyo sebagai produser single.
“Prosesnya cepat. Awalnya ketemu Heston untuk bicara soal isu dan ide-ide, kemudian ditindaklanjuti dengan workshop dua kali. Langsung jadi, sepakat direkam,” jelas Dita. Proses Mixing “Sintas” dikerjakan oleh Stevano, sedangkan Mastering dipercayakan kepada Andy Miles di Stardelta Mastering, Britania Raya. Lagu direkam sepenuhnya di Bro’s Studio, Jakarta Selatan.
Bekerja sama di dua rilisan sebelum ini, Antonius Dian kembali dipercaya untuk mengerjakan artwork single Tashoora.
Dalam merespons cerita lagu, Antonius melakukan interpretasi Sintas lewat dua individu, satu berjubah kalender dan satu bertopeng lilin, yang sedang beradu panco di dalam sebuah kerangka kubus. Lilin melambangkan harapan bagi penyintas, kalender melambangkan momen-momen traumatis yang telah dilalui, dan adu panco melambangkan perjuangan dan pertahanan. Kerangka kubus diartikan sebagai batas ruang gerak yang dimiliki para penyintas.
Sintas adalah lagu pertama yang dirilis Tashoora pada 2020 sekaligus jadi penanda atas bergabungnya Ikhwan Hastanto di grup musik ini. Awan, panggilan akrabnya, resmi melengkapi Tashoora yang sudah tujuh kali berganti formasi.
“Sintas secara harfiah berarti bisa dan terus bertahan. Kata ini selain memang didapuk sebagai judul untuk menjelaskan peristiwa yang dialami penyintas konflik, juga kurang lebih menjelaskan perjalanan Tashoora dalam empat tahun terakhir,” tutup Awan.
Sintas bisa didengarkan di berbagai digital streaming platforms seperti Spotify, iTunes, JOOX, Deezer, dan lain-lain.