Bisnis.com, JAKARTA - Konsep open plan pada hunia bisa meminimalkan keberadaan dinding atau elemen vertikal yang membedakan fungsi satu ruang dengan ruang lainnya. Konsep desain yang biasanya diaplikasikan dengan menggabungkan 2 hingga 3 ruangan dalam satu lantai. Agar suasana tampak menarik, pilihian furnitur yang tepat dapat memberikan nilai tambah.
Desainer interior Ary Juwono merekomendasikan furnitur dengan model yang tidak terlalu rumit. Apabila penghuni menginginkan perabotan rumah yang lebih etnik, lebih baik mencari bentuk yang lebih sederhana, dengan warna tidak berpola namun bertekstur.
Agar tidak tumpang tindih, desain rumah open plan wajib memerhatikan keselarasan antar satu area dengan area lainnya. Meskipun tiap area memiliki fungsi yang berbeda-beda, sebaiknya area-area yang ada tetap memiliki satu kesatuan. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menyelaraskan area-area tersebut adalah dengan menggunakan koordinasi warna.
Konsep desain open plan tidak harus benar-benar meniadakan sekat. Karena Anda tetap butuh sekat sebagai pembatas area-area yang privat seperti kamar tidur dan kamar mandi. Pada rumah berkonsep open plan, sekat yang digunakan biasanya adalah partisi yang tidak permanen seperti tirai, kaca, rak, lemari, maupun partisi kayu.
“Selain itu karpet juga menentukan, karena karpet juga bisa digunakan untuk memblok lokasi atau mengidentifikasi lokasi,” tambahnya.
Lebih lanjut, apabila menginginkan eksplorasi ruang, menurutnya penghuni dapat mengeksplor ruang tamu atau ruang keluarga. Menurutnya, ruang tersebut lebih memungkinkan untuk menjadi titik fokus.
Desain rumah open plan mempunyai banyak kelebihan, antara lain ruangan jadi terlihat lebih luas, lega dan leluasa, sirkulasi udara dan cahaya lebih baik, serta menghemat bujet dan mengurangi biaya pembangunan karena minimnya penggunaan dinding dan pintu.
“Tak kalah penting kedekatan keluarga juga lebih baik dan optimal, karena aktivitas anggota keluarga itu mudah terpantau,” jelasnya.
Namun rumah berkonsep open plan juga memiliki kekurangan, yaitu masalah privasi dan kebisingan. Karena minimnya sekat antar ruangan, suara-suara bising dapat dengan mudah menggema ke seisi rumah tanpa adanya pembatas yang bisa menghalanginya.
Menurutnya, kosen open plan juga tak terlepas dari estetika kebersihan. Sehingga, apabila menggunakan konsep tersebut salah satu kunci utama adalah kerapian.
“Jadi budaya disiplin harus dilakukan. Kalua ada tamu dan ngelihat berantakan kan tidak enak juga,” tambahnya.